Mohon tunggu...
Mira Gustiani
Mira Gustiani Mohon Tunggu... Koki - Pelajar SMA Negeri 01 Padalarang

Hidupku bermanfaat hidupku menyala

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kakekku Tidak Mengetahui Kepergian Nenekku

30 September 2019   11:23 Diperbarui: 1 Oktober 2019   09:03 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu ketika ada kabar buruk bahwa kakek masuk ruang ICU, dan saat itu juga nenek mengetahui bahkan mendengar kabar tersebut. Mungkin saat itu kita semua panik mendengar kabar buruk itu sehingga tidak bisa menyembunyikan dari nenek. 

Hingga saat itu aku melihat nenek menangis karena sedih dan takut kehilangan kakek. Sosok nenek yang penyabar mampu menangis karena cobaan ini terlalu sulit untuk dihadapinya, jangankan nenek kita sebagai anak-anaknya, cucu-cucunya tak kuat menerima cobaan ini dan tak kuat harus melihat kakek terbaring tak berdaya. 

Apalagi nenek sebagai istri kakek sulit menerima cobaan berat ini. Terlihat olehku nenek begitu sedih karena tidak bisa melihat langsung keadaan kakek di Rumah Sakit sedangkan keadaan nenek sendiripun lumpuh sulit untuk berjalan.

Hampir satu bulan kakek berada di ruang ICU. Kakek dapat dikatakan adalah sosok yang kuat dan luar biasa. Ia mampu berada di ruang ICU selama hampir satu bulan. Walaupun keadaannya sangat menyedihkan, dengan matanya yang tak mampu untuk membuka dan melihat orang-orang di sekitarnya, dengan seluruh tubuh yang terpasang alat bantu medis. 

Tetapi beliau mampu bertahan hidup, mungkin karena berkat do'a dari semua orang yang begitu menyayangi kakek. Setiap malam kita beserta seluruh keluarga mengaji bersama untuk mendo'akan kakek yang sedang terbaring tak berdaya di Rumah Sakit. Selain itu kita berkumpul untuk selalu menemani dan menghibur nenek agar selalu kuat dan tidak kepikiran. 

Aku saat itu masih berusia 11 tahun sehingga aku tidak bisa melihat langsung keadaan kakek di ruang ICU. Tetapi aku hanya bisa melihat lewat foto yang ditunjukan oleh saudaraku.

Suatu ketika saat kakek masih tak berdaya, saat itu juga keadaan nenek menjadi drop. Mungkin karena selama ini selalu kepikiran akan kondisi kakek. Tidak lama dari itu, sore harinya nenek dibawa ke Rumah Sakit yang sama dimana kakek di rawat yaitu di Rumah Sakit Cahya kawaluyan Kota Baru. 

Ketika menjelang sholat maghrib aku dan sebagian keluarga sedang menunggu di depan ruang ICU dimana kakek terbaring lemah. Saat itu terdengar kabar bahwa nenek masuk Rumah Sakit dan sudah masuk ruang UGD. 

Kita semua panik dan bertanya-tanya kenapa nenek bisa masuk rumah sakit juga padahal nenek baik-baik saja di rumah ditemani sanak saudara. Sehingga pada akhirnya nenek dan kakek harus terbaring lemah di satu Rumah Sakit yang sama.

Masih teringat olehku, kakek berada di lantai atas ruang ICU, sedangkan nenek di lantai bawah ruang UGD. Pada akhirnya juga kita harus bolak-balik melihat keadaan kakek dan nenek yang berbeda ruangan tetapi sama-sama terbaring lemah tak berdaya. 

Ketika itu aku, mamah, dan kedua kakak dari mamahku sedang di lantai atas ruang ICU mendengar kabar bahwa keadaan nenek semakin drop dan harus pindah Rumah Sakit karena tidak tersedia alat khusus untuk nenek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun