Suara itu amat dikenal. sangat familiar dengan Dullah dan kawan-kawan di Timnas. Suara yang selalu menggelegar di ruang ganti. Suara yang selalu menyuarakan nasionalisme didada para pemain. Suara yang selalu melecutkan nafas nasionalisme dalam setiap pergerakan pemain di lapangan hijau.
Matdullah terbangun. Suara istrinya menggagetkannya dari mimpinya. Televisi pun sudah mati. Tak ada lagi gambar pemain yang mengejar bola dilapangan. Tak ada sama sekali.
" Ayo cuci muka. Kita makan sahur. Ntar telat lagi. Anak-anak sudah siap dimeja makan," ujar istrinya.
Dengan mata yang masih berat, Matullah pun menyegerakan diri ke kamar mandi. Bukan hanya sekedar mencuci muka, tapi berwudhu dan bersiap melangkah ke mesjid untuk menunaikan sholat subuh usai makan sahur bersama keluarganya.
Toboali, Kamis pagi, 17 Juni 2021
Salam sehat dari Toboali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H