Berita tentang kedermawanan Pak Besar tentu saja menrik perhatian semua pihak. Mereka membicarakan Pak Besar. Menarasikan kebaikan hati Pak Besar. Memuji aksi Pak Besar. Mereka intinya sangat memuji sikap sosial dan kedermawanan yang diaplikasikan Pak Besar sebagai pejabat tinggi.
"Jarang sekali, ada orang berkedudukan tinggi yang memikirkan warga Kampungnya," ujar seorang warga.
"Benar. Biasanya orang kalau sudah jadi pejabat, sudah tak ingat dengan kita yang jelata ini," sambung warga lainnya.
"Iya. Semoga saja apa yang dilakukan Pak Besar memang tulus dan ikhlas tanpa ada embel-embelnya," celetuk warga yang lain.
Sementara itu beberapa sahabat Pak Besar mulai risau dengan aksi sosial yang dilakukan Pak Besar, mengingat dana yang dikucurkan untuk aksi sosial itu mencapai puluhan juta rupiah.
"Izin Pak. Â Untuk dikoreksi, tentang kegiatan sosial yang Bapak lakukan terhadap warga Desa ," saran seorang sahabat Pak Besar.
"Iya Pak. Dari mana kita mendapatkan dana sebesar itu ke depannya," tanya sahabatnya yang lain.
"Kalian tenang saja. Uang yang saya bagikan itu kan uang komisi proyek. Bukan uang pribadi saya. Gaji saya tak sebesar itu. Bisa mati kelaparan istri dan anak saya kalau kegiatan sosial itu dari uang kantong pribadi saya," jelas Pak Besar.
"Aksi sosial itu adalah bagian dari upaya kita untuk menghilangkan jejak. Ini tehnik supaya tidak tercium aparat hukum. Kalian kan tahu, KPK sangat gencar melakukan Operasi tangkap tangan," lanjut Pak Besar.
Mendengar penjelasan Pak Besar, para sahabatnya terdiam. Tak ada yang menjawab. Apalagi membantah. Mereka hanya membisu. Seperti patungÂ
###Â