Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ada Amplop Besar di Rumah Pembesar

9 April 2020   01:23 Diperbarui: 9 April 2020   12:31 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita tentang kedermawanan Pak Besar tentu saja menrik perhatian semua pihak. Mereka membicarakan Pak Besar. Menarasikan kebaikan hati Pak Besar. Memuji aksi Pak Besar. Mereka intinya sangat memuji sikap sosial dan kedermawanan yang diaplikasikan Pak Besar sebagai pejabat tinggi.

"Jarang sekali, ada orang berkedudukan tinggi yang memikirkan warga Kampungnya," ujar seorang warga.

"Benar. Biasanya orang kalau sudah jadi pejabat, sudah tak ingat dengan kita yang jelata ini," sambung warga lainnya.

"Iya. Semoga saja apa yang dilakukan Pak Besar memang tulus dan ikhlas tanpa ada embel-embelnya," celetuk warga yang lain.

Sementara itu beberapa sahabat Pak Besar mulai risau dengan aksi sosial yang dilakukan Pak Besar, mengingat dana yang dikucurkan untuk aksi sosial itu mencapai puluhan juta rupiah.

"Izin Pak.  Untuk dikoreksi, tentang kegiatan sosial yang Bapak lakukan terhadap warga Desa ," saran seorang sahabat Pak Besar.

"Iya Pak. Dari mana kita mendapatkan dana sebesar itu ke depannya," tanya sahabatnya yang lain.

"Kalian tenang saja. Uang yang saya bagikan itu kan uang komisi proyek. Bukan uang pribadi saya. Gaji saya tak sebesar itu. Bisa mati kelaparan istri dan anak saya kalau kegiatan sosial itu dari uang kantong pribadi saya," jelas Pak Besar.

"Aksi sosial itu adalah bagian dari upaya kita untuk menghilangkan jejak. Ini tehnik supaya tidak tercium aparat hukum. Kalian kan tahu, KPK sangat gencar melakukan Operasi tangkap tangan," lanjut Pak Besar.

Mendengar penjelasan Pak Besar, para sahabatnya terdiam. Tak ada yang menjawab. Apalagi membantah. Mereka hanya membisu. Seperti patung 

### 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun