lihat istri ku sedang beruusahan menahan beban yang sangat berat. Beberapa kali dia berusaha dengan sekuat tenaga untuk melepaskan energinya. Aku pun langsung memegang tangannya.
Doa-doa terus ku panjatkan dalam hati. Alhamdulillah sekitar pukul 1 tengah malam, istriku melahirkan anak pertama kami yang berkelamin perempuan. Begitu terdengar teriakan pertamanya,
aku pun langsung mengazaninya. Aku pun bangga. Kini telah menjadi seorang ayah.
Keluarga kami sangat bahagia dan bersyukur dengan kelahiran putri pertama kami. Selain lahirnya dengan kondisi normal, kondisi istri ku juga sangat baik.
" Kamu harus bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Allah yang telah memberimu rezeki seorang anak perempuan," ujar Ibu ku.
" Kamu harus mampu menjadi ayah yang baik bagi dirinya," lanjut Ibu ku.
Kini tak terasa putri pertama kami telah menginjak usia dewasa. Usia 18 tahun. Sudah berstatus sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di ibukota. Sementara putri kedua ku berusia 15
tahun. Dan sebagaimana pesan almarhummah Ibu ku, sebagai ayah aku harus mampu menjadi contoh yang baik bagi mareka.
" Termasuk memberikan pendidikan buat anakmu. Menyekolahkan anakmu setinggi-tingginya. Itu tanggungjawabmu sebagai orang tua. Jangan tinggalkan mareka harta. Tapi wariskan mareka
pengetahuan sebagai bekal hidup mareka nantinya," nasehat Ibuku semasa masih sehat.
Tak terasa sudah 18 tahun aku berlakon sebagai ayah bagi mareka. Sebagaimana pesan almarhumah Ibu, aku harus bisa menjadi ayah yang baik dan memberikan pendidikan buat bekal bagi mareka untuk menantang kehidupan yang makin ganas dan liar ini. (Rusmin)