Hari yang dinantikan pun tiba. Istriku melahirkan di tanah kelahirannya. Melahirkan di sebuah klinik bersalin yang didirikan oleh seorang bidan sebuah perusahaan yang kini telah pensiun dini.
Aku masih ingat saat itu sekitar jam lima sore disaat senja mulai hendak keperaduannya, istriku merasakan sesuatu yang aneh diperutnya. Ada rasa mulas yang melanda perutnya.
Dengan sigap aku sebagai suami langsung mengantarkannya ke klinik bersalin itu. Dengan wajah gembira kedatangan kami disambut dengan hangat oleh para paramedis di klinik itu. Istriku
langsung diperiksa dengan teliti dan diistirahatkan ke dalam sebuah kamar untuk beristirahat dengan pengawasan yang ketat .
" Kalau berdasarkan analisa medis kami, diperkirakan istri Bapak akan melahirkan sekitar tengah malam," ujar Bidan di klinik itu.
Aku hanya mengangguk-mengangguk saja.
Malam itu aku berjaga. Sementara cahaya rembulan sangat cerah. Sinarnya menyinari bumi dengan indah. Seolah-olah merasakan kebahagian kami. Kerlap kerlip bintang dilangit menambah
panorama keindahan malam yang terang benderang. Di ruang tunggu klinik itu aku pun terlelap.
Aku sangat terkejut ketika seseorang menepuk bahu ku. Ku buka mata ku terlihat seorang wanita berpakaian putih memanggil ku. Ku lihat jam dinding klinik menunjukan angka 12.30.
" Sudah tengah malam rupanya," ujarku dalam hati.
" Istri bapak segera melahirkan. Mari ikut kami ke dalam ruang persalinan. Membantu energinya," ajak bidan itu. Aku pun langsung mengikuti langkah kaki sang bidan. Diruang persalinan, ku