Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Serum-Bab 33

4 Mei 2020   20:05 Diperbarui: 4 Mei 2020   19:57 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Andalas hanya diam saja di bangku belakang. Dia mengkhawatirkan keselamatan Cecilia tapi juga yakin dengan kemampuan Akiko. Organisasi ini memang harus segera ditangani. Jika tidak, pada kesempatan yang lain, mungkin mereka akan berhasil membunuh mereka. Aku harus menghubungi Si Konsultan untuk urusan ini. Itu berarti dia harus terbang ke Hongkong.

Sepanjang sisa perjalanan, mereka bergulat dengan pikiran masing-masing. Cecilia sangat berharap urusan meminjam perangkat Profesor Lian ini berjalan lancar dan terhindar dari kesulitan. Tapi apa susahnya mencuri dari seorang profesor yang tidak dibatasi kawat berduri dan moncong senapan? Cecilia memejamkan mata. Berusaha tidur sebisanya.

Akiko sedang berpikir apa yang akan dia lakukan kalau Organisasi ternyata menyewa jasa ayahnya. Akiko benar-benar bingung. Dia sudah berkomitmen kepada diri sendiri akan menyelesaikan urusan MS-BA-30 ini hingga tuntas. Tapi jika nanti harus berseberangan jalan dengan ayahnya? Berhadapan dengan kekuatan Yakuza? Dia tidak takut! Satu-satunya yang ditakutinya di dunia hanyalah jika dia mati dalam keadaan tidak berharga.

Mereka berhenti 5 kali untuk makan, isi bensin, dan ke toilet. Selebihnya mobil dipacu sekencang mungkin. Andalas menggantikan Akiko yang langsung tertidur di jok belakang. Cecilia juga tidur. Benar seperti dugaannya. Perjalanan darat jauh lebih tidak beresiko.

Tapi mata Andalas yang awas bisa melihat ada 2 mobil wagon yang sedari tadi terus mengikutinya. Semenjak meninggalkan perbatasan New York, 2 mobil itu selalu membayang-bayanginya. Andalas yang belum terlalu paham medan di tanah Amerika membangunkan Cecilia.

"Setelah high way ini adakah tempat perhentian yang cukup besar?"Cecilia hampir mengomel panjang pendek. Masa dia dibangunkan hanya untuk pertanyaan seremeh ini? Bukankah Andalas bisa mencarinya di peta? Tapi Cecilia kemudian tersadar. Andalas selalu punya maksud serius di setiap perkataan yang keluar dari mulutnya.

"Ada apa? Kau lapar? Ingin makan enak?"Sudah beberapa lama mereka memang selalu makan makanan cepat saji. Selain praktis juga karena menghindari berdiam di satu tempat cukup lama.

Andalas menggeleng. Dia hanya menunjuk ke kaca spion.

"Ada yang mengikuti kita. Aku akan menyelesaikannya di sebuah tempat yang luas untuk menghindari collateral damage."

Akiko terbangun. Dia sempat mendengar percakapan tentang makan enak dan korban sampingan.

"Kita hajar saja mereka di jalan ini!"Akiko meraih Heckler & Koch MP5 yang diletakkan di kabin belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun