"Aku akan kembali kepadamu dengan perangkat itu."
Willy hanya terpaku sesaat. Memandang tangannya yang kosong lalu meraba pipinya. Masih terasa aroma Cecilia di sana. Willy tersenyum.
Tak lama setelah Willy Booth meninggalkan cafe, Andalas dan Akiko membayar minuman mereka dan beranjak pergi. Sebuah trip lagi ke Boston hari ini. Cecilia pasti tidak mau menunggu hingga esok hari.
Di hotel, Cecilia menghampiri Akiko dan Andalas yang baru memasuki lobi.
"Kita berangkat sekarang. Aku sudah sewa mobil. Bawa saja medical stuff ,Akiko. Barang lainnya tinggalkan saja."
Andalas dan Akiko saling berpandangan. Ini sudah mereka duga.
Perjalanan ke Boston akan memakan waktu tak kurang dari 7 jam via darat. Cecilia mengurangi resiko dengan tidak menggunakan pesawat terbang. Bandara dan pesawat membuatnya sedikit trauma.
Akiko mengemudi dengan Cecilia di sampingnya. Andalas duduk di belakang.
"Andalas, setelah berhasil meminjam perangkat Star Vision, kita harus berpisah. Aku dan Akiko akan melanjutkan rencana kita dan kau harus menyelesaikan urusan Organisasi. Aku curiga dengan kegigihan mereka. Ini bukan sekedar ingin mencuri ide atau apa. Tapi mereka benar-benar tidak menghendaki serum ini bisa ditemukan. Mereka sengaja membiarkan pandemi ini terjadi!"
"Untuk kepentingan apa? Apakah mereka sekumpulan idiot yang menguasai raksasa farmasi?' Akiko menyela sambil memperhatikan jalanan di depannya.
"Tidak. Ini lebih dari itu semua. Tujuan mereka jauh lebih besar dari keuntungan finansial atau apapun. Mereka sepertinya ingin menjadi tangan kiri Tuhan."