Ah Dyah Puspita...gadis yang sangat baik itu telah pergi meninggalkannya dengan cara yang luar biasa.
Lamunan Arya Dahana terputus ketika perahu mereka ternyata sudah sampai ke perairan hangat Pulau Kabut. Â Mereka sudah hampir berlabuh. Benteng dan Istana Lawa Agung yang megah itu sudah mulai nampak membayang dari kejauhan.Â
Begitu perahu menyentuh daratan di pelabuhan Pulau Kabut. Â Putri Anjani dan Arya Dahana melompat dengan sigap dan waspada. Â Ini kedua kalinya mereka ke sini. Â Dulu tanpa sengaja dan harus diakhiri dengan pertempuran dahsyat sebelum mereka diperbolehkan pergi. Â Sekarang entah apa lagi yang akan terjadi.
Arya Dahana sedikit merinding saat menghirup udara di Pulau Kabut ini. Â Rupanya mantra mantra gaib semakin diperkuat saja semenjak mereka terakhir kali kesini. Â Hawa dan baunya sungguh berbeda. Â Wangi melati sangat kuat sekali tercium.Â
Putri Anjani berjalan pelan menelusuri jalanan berbatu yang ditata rapi menuju istana Lawa Agung. Â Dia yakin sekali mereka sudah ditunggu di istana. Penjagaan tidak terlihat. Â Hanya tukang perahu itu saja yang berjalan menjadi penunjuk jalan mereka di depan.Â
Sesampainya di gerbang istana yang megah dan besar itu, mereka sudah ditunggu oleh seorang laki-laki paro baya dengan ikat kepala warna merah dan wajah sangar. Â Laki laki itu memberi isyarat agar mereka mengikutinya.Â
Melihat cara laki laki itu berjalan, Putri Anjani mengerutkan dahinya. Â Laki laki itu seperti melayang tanpa menapak tanah. Â Hanya jubahnya yang berkibar-kibar tertiup angin laut yang menandakan bahwa orang ini manusia betulan. Â Arya Dahana juga memperhatikan ini. Â
Pemuda ini sedikit terkesiap. Â Laki-laki di depan mereka ini mempunyai ilmu yang luar biasa tinggi. Â Terutama Ilmu Meringankan Tubuhnya. Â Dia harus waspada.
Memasuki pekarangan istana. Â Mereka sudah ditunggu oleh beberapa orang. Â Paling depan adalah Panglima Kelelawar sendiri. Â Berdiri disampingnya adalah dua orang wanita sangat cantik dengan pakaian ringkas warna hijau hijau. Â Arya Dahana seperti disengat kalajengking melihat dua wanita ini.Â
Tidak salah lagi. Â Mereka adalah dua orang pengawal pribadi Ratu Laut Selatan yang dulu pernah dijumpainya di pantai Plengkung bersama Dyah Puspita.
Wah ini semakin gawat saja. Â Dukungan Ratu Laut Selatan tidak hanya dalam hal mantra-mantra saja rupanya. Â Ratu gaib itu juga telah mengirimkan para pembantu kepercayaannya kepada Lawa Agung.