Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Idu Geni

16 Maret 2019   08:06 Diperbarui: 16 Maret 2019   08:27 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah saling sepakat.  Putri Anjani dan Arya Dahana melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan.  Dimana sebuah kapal kecil sudah menunggu mereka untuk mengantar kembali ke daratan Jawa.

Perjalanan kembali ini jauh lebih cepat.  Ini karena kapal yang mengantar mereka lebih besar dan mempunyai awak yang cukup banyak untuk mendayung kencang.  Begitu mendarat dan telah menjejakkan kembali ke tanah Jawa, Putri Anjani bernafas lega.  Dia tadi sebenarnya agak cemas sewaktu di Pulau Kabut.  

Cemas kalau kalau Panglima Kelelawar yang susah ditebak sikapnya menolak lalu mengurung mereka di sana.  Lalu berusaha mendapatkan keuntungan dengan merebut gendewa pusakanya.  Untung saja ada Arya Dahana.  

Terlihat sekali tadi Panglima Kelelawar segan terhadap pemuda tengil ini.  Wajar saja.  Dia pernah dikalahkan oleh pemuda ini dalam pertarungan yang sengit.  Ini berarti keberadaan pemuda ini sangat berguna untuknya.  Seperti yang sudah diduga sebelumnya olehnya.

Putri Anjani kemudian mengajak Arya Dahana melanjutkan perjalanan ke timur menuju Istana Timur.  Arya Dahana tidak menolak, namun pemuda ini bersikukuh untuk lewat dan singgah di perbatasan Cipamali.  Sesuai janjinya kepada Dewi Mulia Ratri.  Putri Anjani tidak menentang.  

Gadis ini akan mempertahankan agar Arya Dahana tetap menemani.  Jadi dia berpikir tidak ada ruginya jika menuruti permintaannya selagi dia tetap memenuhi janji.

**************
Bersambung Bab XV

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun