Setelah saling sepakat. Â Putri Anjani dan Arya Dahana melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan. Â Dimana sebuah kapal kecil sudah menunggu mereka untuk mengantar kembali ke daratan Jawa.
Perjalanan kembali ini jauh lebih cepat. Â Ini karena kapal yang mengantar mereka lebih besar dan mempunyai awak yang cukup banyak untuk mendayung kencang. Â Begitu mendarat dan telah menjejakkan kembali ke tanah Jawa, Putri Anjani bernafas lega. Â Dia tadi sebenarnya agak cemas sewaktu di Pulau Kabut. Â
Cemas kalau kalau Panglima Kelelawar yang susah ditebak sikapnya menolak lalu mengurung mereka di sana. Â Lalu berusaha mendapatkan keuntungan dengan merebut gendewa pusakanya. Â Untung saja ada Arya Dahana. Â
Terlihat sekali tadi Panglima Kelelawar segan terhadap pemuda tengil ini. Â Wajar saja. Â Dia pernah dikalahkan oleh pemuda ini dalam pertarungan yang sengit. Â Ini berarti keberadaan pemuda ini sangat berguna untuknya. Â Seperti yang sudah diduga sebelumnya olehnya.
Putri Anjani kemudian mengajak Arya Dahana melanjutkan perjalanan ke timur menuju Istana Timur. Â Arya Dahana tidak menolak, namun pemuda ini bersikukuh untuk lewat dan singgah di perbatasan Cipamali. Â Sesuai janjinya kepada Dewi Mulia Ratri. Â Putri Anjani tidak menentang. Â
Gadis ini akan mempertahankan agar Arya Dahana tetap menemani. Â Jadi dia berpikir tidak ada ruginya jika menuruti permintaannya selagi dia tetap memenuhi janji.
**************
Bersambung Bab XV
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H