Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Idu Geni

30 Januari 2019   09:30 Diperbarui: 30 Januari 2019   09:41 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemuda ini bisa merasakan bahwa makanan yang disajikan ke mereka adalah makanan yang dibubuhi racun mematikan.  Ayu Wulan yang sejak tadi selalu memperhatikan tingkah polah Arya Dahana menjadi geli.  Merebut makanan yang dipegang Putri Anjani, memakannya lalu mengrenyit ngrenyit seolah olah makanan itu terlalu asin atau bagaimana.

Arya Dahana memberi isyarat kepada Putri Anjani agar tidak memakan makanan di depannya.  Dia sendiri kemudian mengambil makanan di piring yang tersedia di hadapannya dan memakannya dengan lahap.  Putri Anjani mendengus jengkel.  Dia tidak boleh makan makanan lezat di piringnya, sementara pemuda tengil itu seenaknya melahap makanan di depannya.  Keadilan macam apa ini?

Putri Anjani dengan nekat mengambil sepotong daging yang sedari tadi membangkitkan seleranya.  Perutnya sangat keroncongan.  Sudah berhari hari mereka hanya makan buah maja dan ikan yang tidak karuan rasanya.  Masak makanan selezat ini harus dilewatkan begitu saja.  

Wah, jangan jangan pemuda tengil itu sedang mempermainkannya.  Lagi lagi sebelum makanan itu berhasil disuapkan ke mulutnya, Arya Dahana memegang tangannya lagi dan menepis daging itu sehingga jatuh lagi ke piring.

"Putri...kamu bandel sekali.  Makanan ini beracun.  Bahkan mungkin juga ada teluh di dalamnya. Kalau kamu masih nekat memakannya, aku tidak jamin setelah makan kamu masih manusia cantik atau bukan.  Mungkin kamu bisa berubah menjadi kodok atau kepiting."

Desis Arya Dahana yang juga jengkel melihat kebandelan gadis ini.

Putri Anjani melotot marah kepada Arya Dahana.  Pemuda ini keterlaluan! Dia tidak boleh makan karena katanya ini makanan beracun.  Tapi kenapa dia makan dengan lahap?  Ah kalau begitu aku ikut makan makanan yang ada di hadapan pemuda itu saja. Begitu pikir Putri Anjani sambil menggerakkan tangannya meraih sepotong ayam di piring Arya Dahana.

Arya Dahana menahan nafas saking jengkelnya melihat gadis ini ngeyel untuk makan.  Jelas jelas dia diberitahu bahwa makanan ini beracun.  Tapi kasihan juga melihat gadis yang sedang kelaparan ini, sebuah pikiran nakal mampir di benak Arya Dahana.  Dengan seenaknya pemuda ini menekan meja.  Piring makanan di depan Raja Iblis Nusakambangan yang berisi kepiting dan udang bergerak dan bergeser ke hadapan Putri Anjani. 

"Nah makanlah yang ini Putri.  Lebih sehat, lebih enak dan tidak beracun.."

Putri Anjani menjadi cerah lagi mukanya.  Dengan buru buru gadis yang sangat kelaparan ini mencomot udang dan kepiting di depannya lalu makan dengan lahap.  Sementara Raja Iblis Nusakambangan yang sedari tadi memperhatikan bagaimana Arya Dahana makan makanan di piringnya dengan lahap, mendelik marah saat piring makanannya berpindah tempat di depan Putri Anjani. 

Raja Iblis ini menggebrak meja dengan tenaga dalam agar piringnya kembali bergeser ke arahnya.  Namun piring makanan itu seperti menempel di meja depan Putri Anjani.  Dilihatnya Arya Dahana tetap menekan sisi meja mempertahankan piring makanan tersebut.  Raja Iblis menambah tenaga sekuatnya.  Lagi lagi piring itu sama sekali tidak bergerak.  Rupanya biang sesat ini kalah tenaga dibanding Arya Dahana.  Baru setelah Putri Anjani menyelesaikan kepiting dan udang yang terakhir, piring kosong itu seperti terbang berpindah ke hadapan Raja Iblis Nusakambangan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun