Waktu semalam cukup untuk menyembuhkan luka dalam di dadanya. Â Setelahnya hanya diperlukan istirahat dan pemulihan tenaga saja.
Sementara Putri Anjani belum bisa sepenuhnya pulih dari luka akibat pukulan raja iblis. Â Hawa murni di tubuhnya tidak sekuat dan seajaib Arya Dahana. Â Oleh karena itu, akan perlu waktu hingga berhari hari agar gadis ini berhasil pulih seperti sedia kala kembali. Â
Tapi gadis ini merasakan ada sesuatu yang aneh terjadi. Â Dia merasa senang mereka terjebak di kayu yang terapung di lautan sangat luas ini. Â Selain tidak terganggu dalam masa pemulihan luka, juga karena ada Arya Dahana bersamanya. Â Makanan dan air juga tercukupi dari banyaknya buah maja. Â
Biarlah dia akan berlama lama menyembuhkan luka, agar bisa berlama lama juga dengan pemuda ini.Â
Sedari dulu ketertarikannya kepada pemuda ini telah ada. Â Ditambah banyaknya kebaikan yang dilakukan pemuda ini untuknya. Â Membuat hatinya merasa tenang dan damai. Â Dia memang jatuh cinta kepada mendiang Andika Sinatria. Â
Tapi itu dipenuhi oleh rasa khawatir akibat persaingan dengan gadis dukun Dewi Mulia Ratri. Â Andika Sinatria telah tiada. Â Dengan mudah dia akan bisa mengalihkan rasa cintanya kepada pemuda yang sangat baik kepadanya ini.Â
Niatnya untuk membalas dendam terhadap Majapahit dan orang orangnya tidak pupus. Â Apalagi dia punya Gendewa Bernyawa sekarang. Â Senjata pusaka ini sangat ampuh luar biasa. Â Dia akan mengumpulkan kekuatan untuk menyerang Majapahit. Â
Apalagi dengan bantuan gurunya yang sakti dan pemuda luar biasa di depannya ini, dia tidak perlu khawatir lagi dengan kekuatan orang orang lihai Sayap Sima.
Putri Anjani tersenyum senyum penuh makna. Â Dia sudah mempunyai rencana hebat. Â Banyak sekali pihak pihak yang membenci Majapahit. Â Galuh Pakuan, Blambangan, tokoh tokoh dunia persilatan yang berseberangan dengan tokoh tokoh Majapahit. Â
Lalu dia teringat dulu pernah ada undangan misterius untuk menghadiri sebuah pertemuan rahasia di Tuban. Â Dia tidak tahu persis apa yang hendak dibicarakan, namun selentingan kabar menyebutkan pertemuan itu untuk menggalang kekuatan melawan Majapahit.
Gadis ini tersadar saat titik titik air hujan jatuh membasahi kepalanya. Â Wah rupanya hujan mulai turun. Â Ini gawat. Â Mereka sedang berada di tengah tengah lautan luas. Â Tanpa peneduh. Â Tanpa tempat berlindung.Â