Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Idu Geni

18 Januari 2019   07:08 Diperbarui: 18 Januari 2019   07:15 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun dia masih leluasa membuat mereka berdua mengambang, namun karena keterbatasan tenaga,  akhirnya keduanya terseret arus dan gelombang hingga ke tengah.  Putri Anjani menyadari hal tersebut, sambil tetap menjaga mereka berdua tidak tenggelam, gadis ini menengok kesana kemari mencari sesuatu yang bisa membantu mereka mengambang dan bertahan.

Dan sesuatu itu secara ajaib lewat di depan mereka.  Sebuah gelondongan kayu yang sangat besar hanyut terombang ambing gelombang lautan.  Cepat cepat Putri Anjani berenang menuju gelondongan kayu itu sambil tetap membawa tubuh Arya Dahana yang masih tak sadarkan diri.  Berhasil! 

Dinaikkannya tubuh kurus Arya Dahana terlebih dahulu dengan susah payah, setelah itu menyusul dirinya sendiri.  Gelondongan kayu itu sangat besar.  Lebih besar dari sebuah perahu kecil.  Lebih dari cukup untuk mereka berdua.  Bahkan ini ternyata bukan sekedar gelondongan!  Ini adalah sebatang kayu utuh yang tercabut dari akar akarnya oleh Raja Badai.  

Nampak tajuknya yang dipenuhi dedaunan hijau di ujung sebelah sana.  Dan luar biasanya adalah ini kayu maja!  Banyak sekali buahnya yang besar besar bergelantungan di dahan dahannya yang rimbun.  Buah ini memang sangat pahit, tapi setidaknya akan bisa membuat mereka bertahan hidup di tengah tengah laut selatan.

Setelah selesai mempelajari keadaan, Putri Anjani mengalihkan perhatian kepada Arya Dahana.  Pemuda yang telah menolongnya berkali kali ini terlihat sangat lemah.  Wajahnya pucat pasi.  Darah mengering di mulut dan dagunya.  

Bajunya yang robek di bagian dada memperlihatkan bekas tangan yang menggosong di kulit.  Pukulan Dewi Mulia Ratri sangat telak mengenai dada pemuda ini.  Tanpa pertahanan yang berarti lagi.  

Huh! Pemuda bodoh! Mau maunya mengalah dan tidak balas menyerang.

Putri Anjani meraba leher dan pergelangan tangan Arya Dahana.  Detak nadinya masih sangat kuat.  Luar biasa!  Pemuda ini mempunyai daya tahan tubuh yang tidak biasa.  Jika orang lain yang terkena pukulan sedahsyat itu, sudah pasti dadanya akan remuk sampai ke tulang tulang. 

Gadis ini sama sekali tidak tahu bagaimana cara mengobati luka dalam pemuda ini.  Dia tidak mungkin menyalurkan tenaga dalam ke tubuh Arya Dahana.  Dia masih terluka.  Bisa bisa lukanya akan semakin membahayakan jiwanya.  

Keputusan gadis ini sangat tepat meskipun dengan alasan yang berbeda.  Dan ini juga sebetulnya secara tidak sengaja menyelamatkan nyawanya sendiri.  Dia tidak tahu kalau tubuh Arya Dahana tidak bisa menerima penyaluran tenaga dalam dari luar karena pasti akan ditolak oleh dua tenaga yang berlawanan dalam dirinya dan akan membuat yang menyalurkan tenaga dalam terkena pukulan balik tenaga yang disalurkan.

Tentu ada sesuatu yang harus dilakukan untuk memperingan penderitaan pemuda ini,  pikir Putri Anjani cepat.  Dipetiknya beberapa buah maja. Diambilnya belati dari pinggangnya untuk mengupas buah tersebut.  Buah yang sangat pahit ini banyak mengandung air.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun