Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Bio Research)

11 November 2018   22:58 Diperbarui: 12 November 2018   03:49 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pasukan Kematian masih berjarak sekitar 1 Nautical Mile dari Bio Research Alpha Capt. Dalam waktu beberapa menit mereka akan sampai dan menerobos masuk," seorang perwira kapal, nampak dari seragamnya, melapor kepada seorang tinggi besar berwajah muram yang tekun melihat layar monitor.

"Tunggu. Berikan perintah untuk memperlambat diri. Aku tidak mau kehilangan separuh dari pasukan berharga itu hanya untuk mendobrak masuk dan mematikan perisai listrik Bio Research Alpha. Tapi jika ada keadaan memaksa, dobrak saja perisai mereka dan ambil target segera. Separuh pun masih berguna untuk kita. Hanya saja Lady Boss akan mengamuk kalau tahu kita meledakkan beberapa puluh juta dolarnya," tanpa menoleh sang kapten kapal memberi perintah.

"Percepat shuttle submarine kita. Aktifkan mode siluman sekarang. Mereka pasti belum sadar keberadaan shuttle itu," perintah lain sang kapten lagi.

Beberapa orang yang menerima perintah memberi hormat dan segera melaksanakan tugasnya tanpa bertanya. Sebuah disiplin militer yang cukup aneh jika melihat kapal itu adalah sebuah kapal penelitian yang biasanya berisi para ilmuwan yang canggung dalam bersikap.
-----
Ben dan Tet berkutat pada penyelidikan cepat bagaimana membuka pintu laboratorium. Mereka sibuk membaca manual yang sebelumnya sudah ditemukan. Sementara Cindy sedang fokus mengamati finger printer dan cornea identificator dengan seksama. Mata merah Cindy seperti sedang memindai sesuatu yang tak nampak oleh mata telanjang. Bekas dan jejak pemakaian sebelumnya.

Untuk pertama kalinya Cindy tersenyum. Dapat! Jejak kode di finger printer itu terlihat sangat jelas bagi matanya. sedangkan cornea identificator memperlihatkan pantulan sepasang mata terakhir yang membuka pintu itu.

Cindy maju. Jarinya menekan beberapa angka kode di finger printer. Pintu laboratorium bergeser membuka dengan suara halus. Namun tetap terdengar oleh Ben dan Tet yang langsung saja tercengang bukan main. Mereka masih sibuk mencari ini itu tapi Cindy telah jauh mendahului mereka.

Tapi itu baru pintu lapisan pertama! Ternyata masih ada pintu lagi yang malah kelihatan lebih kokoh dan tebal dibanding pintu pertama yang sebenarnya punya ukuran tebal yang tidak biasa.

Cindy melakukan lagi hal yang tak terduga. Menyodorkan matanya di depan cornea identificator dan...pintu kedua pun bergeser membuka!

Ben dan Tet mengesampingkan semua keheranan mereka. Paling penting sekarang mereka buru-buru mencari tahu apa yang sedang diincar oleh Pasukan Kematian di laboratorium. Ben dan Tet saling pandang sambil tersenyum. Menyadari kebodohan mereka. Keduanya menoleh ke arah Cindy.

"Cindy, benda apa yang sedang diincar oleh orang-orang yang mengendalikan Pasukan Kematian itu?"

Kedua kalinya Cindy tersenyum. Dia sudah memikirkan hal itu dari tadi dan sudah menemukan jawabannya setelah memindai cepat ruang besar laboratorium.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun