Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Luka] Prolet karena Berani Mencintai Tuan Putri

10 November 2018   10:01 Diperbarui: 10 November 2018   10:21 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolet teringat 2 minggu lalu saat gadis ini berkenalan pertama kali dengannya. Kikuk dan gugup. Prolet sampai ikut-ikutan gugup.

Hari berikutnya Prolet berusaha mencairkan suasana. Kasihan Bening. Kelihatannya agak susah beradaptasi di lingkungan baru. Prolet sering mengajaknya bercakap-cakap. Juga menemaninya saat makan siang.

Awalnya semua baik-baik saja. Hanya Sahwat yang seringkali mencoba curi dengar saat mereka bercakap-cakap. Bahkan pernah sembunyi-sembunyi memvideokan Prolet dan Bening saat makan siang bareng di kantin bawah. Prolet pernah memergokinya. Marah-marah kepada Sahwat. Tapi Sahwat tak pernah mau mengaku.

Tapi memasuki 1 minggu setelah mereka menjadi cukup dekat dan akrab. Mendadak Bening mengalami kesulitan bicara ketika berbincang dengan Prolet. Gagap. Padahal dengan orang lain tidak. Prolet mengira semuanya masih baik-baik saja. Sampai saat momen tadi. Perilaku Bening mirip sekali dengan gaya Prolet saat berhadapan dengan Tuan Putri. Kikuk dan gagap.

----

Di meja kerjanya, Prolet menyempatkan diri termenung sesaat. Tuan Putri jelas mengabaikannya tadi. Sama sekali di luar kebiasaannya. Hati Prolet jelas terluka. Ya ampun, ini Senin yang berduka. Prolet meraih telepon di mejanya yang berbunyi melengking.

"Prolet! Ke ruangan saya!" itu suara Tuan Putri. Prolet sudah hendak tergagap menjawab tapi mengurungkan niatnya. Ini panggilan bernada sadis pertama kalinya. Ada apa ya? Prolet menjulingkan matanya. Mencoba melawak untuk dirinya sendiri. Tidak sadar dari kejauhan Bening terkikik geli melihat ekspresi mukanya. Kasir muda itu kebetulan memang sedang berada di ruang administrasi karena sedikit urusan.

Prolet mengetuk pintu ruangan Tuan Putri dengan pelan dan hati-hati. Sepertinya ini Senin penuh amarah. Saking hati-hatinya, suara ketukan itu bahkan tidak terdengar. Prolet sendiri sampai lupa apakah tadi sudah mengetuk pintu. Haduh, ini pagi kenapa kikuk sekali.

Sambil menunduk mengira-ngira apa yang akan terjadi, Prolet mengangkat tangannya lagi. Kali ini harus agak keras supaya terdengar dari dalam. Bersamaan dengan gerakan mengetuk Prolet, pas pula pintu terbuka. Ketukan bertenaga Prolet bertemu tepat dengan jidat pelontos Bos Kecil!

"Haiyaaahhh! A..pa-apa..an i...ini!" Bos Kecil berteriak kesakitan sambil mengelus-elus jidatnya yang nyeri.

Prolet terpaku. Bos Kecil gagap juga ke dirinya! Ini sih gak usah jangan-jangan. Jangan aja! Prolet sampai lupa salahnya yang tidak sengaja telah mengetuk jidat si Bos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun