Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terima Kasih untuk "I Love You-mu"

30 September 2018   16:37 Diperbarui: 30 September 2018   19:35 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara ayah Wanda seperti sambaran petir di telinga Sandy. Gawat! Sandy melirik Wanda yang tatapannya terlihat begitu kosong. Sandy mendadak sangat trenyuh. Duuhh.

Sandy tergagap-gagap saat mata semua orang menatap ke arahnya. Menunggu.

"Sa...saya...ter..terima..."

"Saya terima nikahnya Wanda binti Ahmad Darma dengan mas kawin yang saya bawa berupa cinta dan airmata berikut setumpuk buku tulisan saya tentang cinta saya kepada dia sekian lama!"

Suara petir yang kedua kalinya menggelegar di telinga Sandy. Juga Wanda. Juga semua hadirin yang ada. Serentak semua kepala menoleh ke asal suara.

Wanda hampir berteriak histeris! Jaka berdiri di barisan belakang sambil membawa bungkusan. Memandang ke arahnya dengan tatapan yang tidak berubah. Tersenyum kecil lalu melangkah ke depan.

Sandy tercekat. ini sepertinya akan menjadi lakon di film India. Sandy tersenyum getir. Menguatkan hatinya yang telah dipersiapkan sejak kemarin. Jika ada kejadian tak disangka seperti sekarang.

"Nama saya Jaka Samudra. Saya mencintai Wanda, wanita yang akan menikah itu semenjak dahulu.  Saya juga yakin dia juga mencintai saya sebesar saya mencintainya. Saya sengaja menunggu momen seperti ini karena bagi saya yang penakut ini, harus menebus ketakutan selama ini pada momentum puncak rasa ketakutan seperti sekarang."

Lelaki itu mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkan.

"Saya tidak akan melanjutkan mengganggu pernikahan ini jika Wanda dan calon suaminya salah satunya tidak mau saya meneruskan kalimat-kalimat saya. Jika Wanda dan calon suaminya mengatakan saya harus pergi, saya akan pergi. Saat ini juga. Jika tidak, maka saya akan melanjutkan sisa kalimat saya."

Lagi menghela nafas. Jaka menatap Wanda dan Sandy bergantian. Menanti keputusan. Wanda menoleh ke arah Sandy. Sebuah tatapan permohonan. Sandy tersenyum. Mengangguk tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun