Perempuan itu berlari kecil menghampiri. Dalam benaknya berputar-putar pertanyaan. Â Kenapa bisa mendadak Angsokanya berbunga?
Sesampai di depan Angsoka cantik yang sedang berbunga, perempuan itu menemukan jawabannya. Â Ini pasti karena hari ini dia merasa berbahagia. Bahagia yang sebenar-benarnya. Tidak hanya sekedar mengaku bahagia.
Perempuan itu membuka mulutnya. Â Memberikan senyuman paling lebar untuk Angsokanya. Â Sungguh tepat kata-kata yang disiapkannya tadi;
"Tadi perbincangan terakhir kita melalui korek api, ranting dan air. Apiku sudah menyala selamanya, aku tidak perlu lagi korek api. Â Rantingku akan kutanamkan di sampingmu, jadi aku tak perlu membuang dan mengambilnya lagi. Airku tak akan kubuang lagi, kecuali untuk menyiramkan kesejukan padamu. Â Terimakasih Angsoka. Â Kau tahu saat yang paling tepat untuk berbunga."
Perempuan itu mengangkat mukanya. Mengambil dua butir pecahan kaca dari mata yang mengalir di pipinya. Diaduknya bersama air dalam gayung yang masih dipegangnya. Disiramkannya pada Angsoka dengan penuh rasa cinta. Seutuhnya.
-----
Jakarta, 3 April 2018Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H