Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pukul Satu

17 Februari 2018   20:22 Diperbarui: 17 Februari 2018   20:32 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki itu bekerja serabutan.  Jadi loper koran, tukang panggul di pelabuhan, berjualan gorengan dimodali oleh kakaknya.  Hanya untuk satu tujuan.  Membeli tiket kereta ke Surabaya setiap Sabtu malam.  Setelah tiket di tangan, duduk di ruang tunggu, menunggu hingga pukul satu, lalu pulang ke rumah dengan setumpuk kerinduan. 

Terbayang selalu di benaknya, perempuan yang istrinya menunggu di stasiun Pasar Turi hingga pukul satu dinihari setiap minggunya.  Oleh karena itu lelaki itu selalu menunggu sampai jam dinding stasiun berdentang satu kali baru dia beranjak pulang.  Separuh dari janjinya terlaksanakan.

-----

Sabtu, pukul 12 tengah malam.  Di stasiun Pasar Turi.  Seorang pemuda gagah dengan tenang mendorong kursi roda dengan seorang perempuan tua di atasnya.  Penjaga stasiun menganggukkan kepala dan membuka pintu meski berdasarkan peraturan terbaru para penjemput di larang memasuki peron.

Pemuda itu terus mendorong kursi roda ibunya sambil melirik jam tua di dinding stasiun yang berusia lebih tua.  Sampai di peron, pemuda ini mengunci kursi roda lalu berbisik di telinga ibunya; Ibu, sekarang kita menunggu pukul satu.

------

Bogor, 17 Februari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun