Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pukul Satu

17 Februari 2018   20:22 Diperbarui: 17 Februari 2018   20:32 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-----

Lelaki itu mantan narapidana kasus terorisme yang keluar dari bui.  Lulusan pesantren yang salah tempat dan waktu ketika sebuah bom meledak di sebuah hotel besar.  Mudah sekali untuk menuduh seorang yang berkopiah dan berjenggot yang tertangkap kamera CCTV pas saat ledakan terjadi.  Meski lelaki itu berulang-ulang mengatakan dia adalah vokalis sebuah band indi dan caranya berpakaian adalah ciri khasnya sendiri.

Proses peradilan terjadi.  Tak ada simpati.  Tak ada kekuatan saksi.  Lelaki itu menghabiskan sebagian hidupnya di penjara.  Tanpa bisa apa-apa untuk membela diri.

Perempuan itu adalah kekasih yang dinikahinya di Yogyakarta tepat seminggu sebelum malapetaka itu terjadi. 

-----

Kontan saja perempuan itu lalu seolah dipingit oleh keluarganya.  Tak sudi punya mantu teroris, begitu kata ayahnya yang petinggi tentara.  Sementara ibunya hanya menangis terisak-isak waktu mengetahui putrinya berbadan dua tiga bulan setelahnya.

Tidak ada acara menjenguk lelaki yang suaminya itu.  Ayahnya dengan ketat menjaga.  Begitupun ketika perempuan itu melahirkan bayinya.  Semua dirahasiakan oleh keluarganya.  Perempuan itu diasingkan di sebuah resor tersembunyi di kota Malang.

Lelaki itu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.  Yang dia tahu hanya bahwa istrinya dilarang keras untuk menemuinya.  Baik sewaktu di penjara maupun setelah dia bebas 3 tahun kemudian karena ternyata tidak terbukti bersalah dan dalang yang sesungguhnya tertangkap.  Lelaki itu tahu semua dari surat istrinya yang sempat lolos dan terkirimkan sebanyak 2 kali.

Lelaki itu tahu bahwa dia mempunyai seorang putra yang dilahirkan saat dia di penjara.  Dengan uang pinjaman dari kakaknya, begitu keluar dari penjara, lelaki itu berniat datang ke Surabaya.  Tiket kereta sudah di tangan.  Diapun sudah duduk di ruang tunggu.  Tapi lelaki itu sadar bahwa belum tentu dia bisa diterima keluarga istrinya. 

Lelaki itu takut anak istrinya akan diusir kalau dia nekat datang.  Bagaimana nasib mereka nantinya sementara dia masih lontang lantung tidak bekerja.  Tidak satupun perusahaan mau menerimanya sebagai karyawan karena dia bekas narapidana.

------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun