Mari kita lihat beberapa kejadian sebelumnya...
Setelah diumumkan sebagai pemenang pilkada versi quick count, secepat kilat -sampai harus menggunakan helikopter segala- (Ada yang tau? Helikopter siapa ya?) Anies menemui Ahok untuk membicarakan APBD DKI untukmemasukan program program yang telah direncanakannya.
Tak disangka tak diduga, ternyata APBD DKI telah disusun Ahok sampai tahun 2018 nanti dan diproteksi dengan menggunakan tripple password yang terhubung ke BPK danKPK.
Yang artinya APBD DKI tidak dapat diutak atik lagi tanpa sepengetahuan BPKdan KPK.
Padahal dalam tim Sinkronisasi tersebut berisi orangnya JK, yaitu Sudirman Said yang ingin memasukan program Anies ke dalam APBD tahun 2018-2022.
“Ini bukan tim transisi. Memang tidak ada tim transisi. Tidak ada tugaspolitis, sama sekali tidak,” kata Anies, Jumat, 5 Mei 2017.
Pernyataan Anies tersebut bertolak belakang dengan rencana sebelumnya, yang akan membentuk tim transisi Anies-Sandi. Tim transisi bertugas memasukkan program kerja Anies-Sandi ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2017. Namun Ahok menolak tim transisi tersebut. Ahok hanya membolehkan Anies mengubah APBD saat ia sudah lengser.
Sekedar illustrasi...
Tetapi di artikel itu juga disebutkan bahwa JK beberapa kali bertemu dengan Hatta Ali.