“Sumber” berada pada lingkaran pertama peristiwa berita, bisa sebagai pelaku, korban, atau saksi mata. Dia bukanlah orang yang mendengar dari orang lain. Dia bukan pihak ketiga yang melakukan analisis terhadap peristiwa itu. Dia bukan berada pada lingkaran kedua, ketiga, dan seterusnya.
Keselamatan “sumber” terancam bila identitasnya dibuka. Secara masuk akal alasan anonim bisa diterima, entah nyawanya yang benar-benar terancam atau nyawa anggota keluarga langsungnya yang terancam. Jika hanya jabatan atau status pekerjaan yang terancam, menurut Kovach, belum cukup kuat untuk anonim.
Motivasi “sumber” memberikan informasi murni untuk kepentingan publik. Bukan untuk kepentingan pribadi, untuk menghantam lawan atau orang yang tak disukainya, bukan lempar batu sembunyi tangan.
Integritas “sumber” harus diperhatikan. Orang yang suka bohong atau pernah terbukti bohong, tidak layak diberi kesempatan menjadi sumber anonim. Periksalah integritas “sumber”. Biasanya makin tinggi jabatan seseorang, makin sulit mempertahankan integritas dirinya, sehingga harus makin hati-hati dengan status anonim.
Status anonim harus diberikan dengan sepengetahuan atasan di media (redaktur pelaksana / pemimpin redaksi).Redaktur harus melakukan verifikasi lebih dulu. Editor yang harus bertanggungjawab kalau ada gugatan terhadap kinerja jurnalistik. Ini prinsip dalam pekerjaan jurnalisme. Editor mempunyai hak veto terhadap suatu berita tapi si editor pula yang harus masuk penjara atau membayar denda bila kalah di pengadilan. Lebih baik berdebat duluan ketimbang ribut belakangan gara-gara suatu berita anonim digugat orang.
Keterangan dari “sumber anonim” tetap harus bisa diverifikasi langsung semaksimal mungkin oleh jurnalis. Ini prinsip Ben Bradlee. Dia hanya mau meloloskan sebuah keterangan anonim kalau sumbernya minimal dua pihak yang independen satu dengan yang lain.
Perjanjian anonim batal dan nama “sumber” bisa dibuka bila terbukti berbohong atau sengaja menyesatkan.Ini perjanjian yang berat karena konsekuensinya bermacam-macam tapi kita harus menjelaskan pada sumber persyaratan ini.
*Ada pertanyaan yang menarik...
Mengapa Tempo menuliskannya di koran Tempo bukan di media online? Bukankah lebih banyak yang akses media online Tempo dibanding koran Tempo?
Silahkan dijawab sendiri ya...