“Mereka sebagai warga negara yang tidak ingin tanah Nusantara dikuasai asing. Kamu ini kan turunan Majapahit, Mataram. Jadi, Indonesia ini tanah warisan Nusantara, warisan leluhur nenek moyang kita, bukan nenek moyang Ahok kan,"
Ahmad Dhani Serang Ahok dengan Isu SARA
Mungkin Ahmad Dhani hebat sebagai musisi yang terlalu fokus dengan musik, jadi lupa akan sejarah panjang Kerajaan Majapahit. Atau bisa juga, Ahmad Dhani lupa bahwa Prabu Brawijaya V menikah dengan seorang muslim Campa, yang akhirnya mempunyai keturunan Raden Patah.
Mungkin dalam “kemarahannya” ia juga lupa pada ujar ujar orang tua. Ketika satu jari telunjuk menujuk kedepan, ada empat jari lain yang menunjuk dirinya sendiri.
Ketika menunjuk nenek moyang Ahok, Apakah Ahmad Dhani tidak sadar akan ibunya sendiri, yaitu Joyce Theresia Pamela Kohler, yang merupakan putri dari Jan Pieter Friederich Kohler?
“Selama ini, Ahmad Dhani memang membanggakan dirinya sebagai keturunan Jan Pieter Friederich Kohler. Nama belakang Kohler bahkan sudah mendarah daging dalam diri anak-anak Dhani, salah satunya Al, yang menggunakannya sebagai nama di akun Instagram.”
Begitulah...
Nafsu berkuasa telah membuat sebagian orang tidak berpikir secara logis. Demi memenuhi keingingan pribadi, mau menuding sana sini, mengalahkan kepentingan yang lebih besar yaitu kebersamaan bangsa ini.
Sejak jaman raja raja dulu sampai sekarang, setiap kali ada perebutan/peralihan kekuasaan tidak pernah berakhir dengan baik. Tetap saling curiga, saling kecam, saling tikam, saling sindir yang berujung kemacetan pembangunan negeri.
Para pemimpin dan calon pemimpin tidak pernah belajar dari sejarah, malah terus memberi contoh yang tidak baik, malah mempertontonkan sifat serakah, saling ganyang, saling hantam, saling melempar isu yang mengadu para pengingkutnya satu sama lainnya.
Rakyat diadu, diombang ambing dibuat bingung, rakyat dibuat takut, isu basi yang menjadi luka lama negeri ini, dilempar tinggi tinggi lagi.