Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Badut Badut Rasialis dan Syahwat Berkuasa

24 Maret 2016   11:36 Diperbarui: 24 Maret 2016   12:15 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Badut Badut Rasialis dan Syahwat Berkuasa. jakaselimut.blogspot.co.id"][/caption]Ketika rasa haus akan berkuasa sudah membuncah ke ubun ubun, sering membuat orang lupa akan segalanya. Lupa akan diri, lupa akan nurani, lupa akan sejarah dan lupa akan kepentingan yang jauh lebih besar, yaitu kebersamaan dan persatuan bangsa.

Para pendiri bangsa sudah bersusah payah membuat Pancasila sebagai alat untuk mempersatukan segala perbedaan yang ada di bumi Nusantara ini.

Namun sekarang, Burung Garuda dan Pancasila nya tak ubahnya hanya sekedar logo pemanis yang dipajang di gedung gedung saja.

Garuda bertengger di gedung tanpa makna, tanpa arti dan tanpa ada lagi yang mau bersusah payah mengenal lebih dalam arti Pancasila.

Tulisan Bhinneka Tunggal Ika hanya dianggap sebagai alas kaki Garuda saja.

Maka tak heran jika seorang artis dengan alasan (maaf) hanya berpendidikan SD tidak tahu lambang sila kelima dari Pancasila. Dan tak tahu bahwa menggantinya dengan bebek nungging adalah pelanggaran yang akan berujung dengan penjara.

Maka tak heran jika lambang Garuda di uang kertas pun dicoret coret. Seakan tidak ada hukumnya jika merusak uang dan lambang negara kita.

Kita, masyarakat pada umumnya sejak dulu kala, sudah berbaur menjadi satu bangsa Indonesia. Benar, pernah terjadi gesekan, tapi itu sudah berlangsung puluhan tahun silam. Dan itu merupakan pelajaran paling pahit bagi negeri ini, sejarah kelam bangsa ini.

Sekarang, dalam kehidupan sehari hari tidak ada perbedaan sama sekali. Dari pergaulan, relasi, rekan sejawat bahkan sampai ke perkawinan antar suku terjadi di Indonesia. Itu bukti nyata bahwa pada umumnya semua suku di Indonesia bisa menerima perbedaan dan keragaman.

Tapi herannya masih ada saja pihak yang berupaya memecah belah persatuan bangsa ini. Masih ada saja pihak yang tidak malu malu lagi menunjukan rasa bencinya terhadap suku tertentu. Seakan hanya dirinya sendiri yang benar, hanya diri sendiri nya yang boleh bersuara, sedangkan yang lain pasti salah dan tidak layak di dengar suaranya.

Sebelumnya melanjutkan, saya ucapkan terima kasih buat Mahaguru Jati yang yang sudah mengingatkan saya lewat tulisannya Bule, Negro dan Cino itu Ungkapan Kata Rasis dan tulisan yang sangat bermanfaat Adika Ranggala yang berjudul "Admin Kompasiana Warga Keturunan Tionghoa ya?", Judul Tersebut Rasis Tidak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun