Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Keanehan Sidang MKD

8 Desember 2015   07:25 Diperbarui: 8 Desember 2015   16:08 4834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi pikir pelan pelan...

*Setnov dipanggil lebih dulu daripada Muhammad Reza.

Benar, Muhammad Reza mangkir dari panggilan MKD. Dalam rekaman terlihat begitu hebatnya peran MR dalam politik dan ekonomi republik ini. MR bisa begitu leluasa mengatur sana sini, melobi dan membeli orang orang penting negeri ini, demi keuntungan pribadinya semata.

Maka tidak disangsikan lagi bahwa perisai MR begitu kuat dan tahan peluru. Oleh sebab itu tidak aneh jika MR berani mangkir dari panggilan anggota dewan yang merasa dirinya terhormat dan mulia, untuk didengar kesaksiannya.

Dalam kasus ini jelas bahwa posisi MR adalah saksi yang meringankan “terdakwa” Setya Novanto.

Maka menjadi aneh adalah sikap anggota MKD yang tidak bisa menekan MR untuk hadir, malah mengambil keputusan untuk mendahulukan memanggil Setya Novanto.

Karena, ini bukan pengadilan umum yang bisa memanggil saksi atau terdakwa berulang ulang. Maka dengan didahulukannya Setnov, bukankah bisa diartikan pemanggilan MR sudah tidak ada artinya lagi?

*Kahar Muzakir sebagai pemimpin sidang

Dengan dipilihnya Kahar Muzakir sebagai pemimpin sidang yang “mengadili” Setya Novanto, sebagai ‘terdakwa”, sudah jelas persidangan ini hanya akan menjadi dagelan saja.

Ingat, ini sidang politik. Yang mana, bukan kebenaran yang dicari, tapi adu kekuatan dan adu lobi politik yang diperlukan, sedangkan Setnov dan Kahar Muzakir bernaung pada partai yang sama yaitu Golkar.

Mereka yang berada dalam ruang sidang tidak akan pernah mau mendengarkan suara sumbang dari rakyat dan tidak akan pernah memikirkan kepentingan yang lebih besar. Yang lebih penting dipikirkan oleh mereka, bagaimana caranya supaya bisa saling melindungi sesama orang partainya dan koleganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun