Apakah makna dibalik ucapan Megawati yang mengatakan baru satu? Masih ada berapa banyak lagi kasus yang seperti ini? Lalu, mengapa Megawati keliatannya tidak menghendaki kasus ini berkepanjangan? Bukankah seharusnya Megawati ikut mendorong kasus ini diungkap dengan tuntas?
*Mengapa, Setnov mengaku tidak bersalah tapi meminta sidang tertutup?
Ya, pertanyaan itulah yang paling mengganggu pikiran saya. Permintaan Setya Novanto untuk menjadikan sidang MKD yang “mengadilinya” menjadi sidang tertutup, ini yang sebenarnya agak aneh.
(Bahkan,tersiar kabar, seluruh aktivitas dalam sidang tidak boleh direkam atau dicatat siapapun. Bukti apa yang akan dipakai nanti untuk mengambil keputusan? Apakah hanya berdasarkan ingatan? Lalu ingatan siapa yang menjadi tolok ukur? Apakah ada yang punya kemampuan -mengambil ingatan masing masing anggota sidang MKD- seperti Albus Dumbledore dalam novel Harry Potter? Lalu bagaimana jika ada anggota MKD yang merekam kemudian memberikan kepada media? Siapa yang mau menuntut dan apa sangsi hukumnya? )
Pertanyaan pertama yang muncul, mengapa Setnov menyia nyiakan peluang membela dirinya? Apakah Setnov malu karena sudah merasa bersalah duluan?
Sangat aneh jika dalam pledoi yang dibacakan Setnov di depan Yang Mulia hakim MKD, Setnov dengan jelas berulang kali mengaku tidak bersalah, tapi mengapa orang yang mengaku tidak bersalah justru tidak mau (baca : tidak berani) pernyataan klarifikasinya didengar dan diketahui oleh publik?
Apa yang ingin disembunyikan oleh Setnov? Apa yang dianggap rahasia negara dan kepentingan negara yang mana yang menjadi masalah?
Bisa dilihat disini (http://news.detik.com/berita/3090323/ini-pembelaan-lengkap-setya-novanto-di-depan-mkd-dpr). Tidak ada sama sekali yang saya anggap rahasia negara atau kepetingan negara.
*Apakah mungkin jeruk makan jeruk?
Menjadi sangat aneh, jika kemudian pemimpin sidang mempersilahkan Setnov membacakan pledoinya -sebanyak 24 halaman- tanpa menggali lebih dalam mengenai rekaman yang dilaporkan. Begitu juga dengan anggota MKD lainnya yang keliatan sudah tidak bernafsu lagi mengejar Setnov dengan pertanyaan pertanyaan kritisnya.