“Iya, dasar perempuan sinting! Berani beraninya mengambil kesempatan, berselingkuh dengan pelayan Kaisar, bahkan sampai tujuh orang sekaligus” sahut yang berbadan gempal disebelahnya...
“Hus!!! Jangan menyumpah dan jangan bicara keras keras. Tidak pantas didengar sama anak anak” bentak salah seorang yang pakaian berbeda, keliatan seperti pemimpinnya.
“Maaf, pak. Mohon ampun, jangan dihukum ya. Saya kelepasan bicara. Habisnya saya gemes liat tingkahnya begitu” lirih suara sang prajurit berbadan gempal, sambil menampilkan muka memelas kepada pemimpin pasukan.
“Hmmm... Ya, sudah, sudah! Cepat kita balik ke istana dan lapor sama Kaisar Elde” bentak sang pemimpin.
Bergegas semua prajurit lebih mempercepat lagi langkahnya, mereka menuju ke arah barat.
(Baca : Kisah Permaisuri dan 7 kurcaci )
Harapan dan pertemuan yang mengejutkan...
Baru saja satu pertanyaan terjawab, timbul pertanyaan lain, yang cuma membuat Ben semakin bingung.
Mengapa bisa, di sebuah kampung ada seorang kaisar? Lalu dimana letak istananya? Siapa pula perempuan yang dibuang? Lalu apakah Putri Jempol berada di istana ini? Dan apakah Putri Jempol anak dari Kaisar Elde?
Ah, begitu banyak pertanyaan dalam pikirannya dan begitu banyak keanehan di Kampung Kamposaina, semuanya membuat Ben semakin penasaran untuk mencari tahu.
Secepatnya, Ben memutuskan untuk mengikuti arah rombongan prajurit tadi.