Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 3] Inilah Sang Putri Jempol

28 November 2015   07:10 Diperbarui: 28 November 2015   10:11 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Cinta...Ayo pulang nak. Kamu masih junior, jangan nyablak sembarangan aja di jalan...” terdengar suara panggilan dari kejauhan.

“Cinta? Apa ga salah pendengaranku? Tercekat hati Ben mendengar nama gadis itu. Nama yang sama, tapi sangat jauh berbeda paras wajahnya dengan gadis yang ada dalam mimpinya.

Cinta, perempuan berparas cantik yang selalu berteriak ”Cap Cus”, buru buru berlari kecil kearah suara panggilan tadi, sambil menggerutu. “Kenapa sih mbak Nudia suruh pulang mulu, Aku kan masih seneng teriak teriak ”

“Koq si Dwi, yang ngikutin aku mulu, ga ditegur tuh... “ terus aja Cinta nyerocos sendirian.

Sambil terus memandangi Cinta, Ben kembali melanjutkan langkahnya. Ia lalu melihat, seorang pemuda berperawakan tegap dan gagah dengan sorot mata yang  mencorong seperti singa lapar dan kulit agak gelap. Pemuda yang mengaku berasal dari Cirebon, tampak sibuk menawarkan batik dari daerahnya.

Makin masuk ke dalam kampung, Ben makin bingung. Melihat banyak toko tapi tidak ada penjaganya. Bahkan, mereka terang terangan berani menggelar dagangannya di luar, tanpa kuatir ada yang mencuri.

Saking penasaran, Ben melongok ke dalam toko. Betapa kagetnya ketika melihat semua pembeli berlaku sangat jujur. Setelah membeli barang, pembeli meletakkan alat pembayaran, entah koin Aktual, Inspiratif, Bermanfaat, Menarik, Komentar atau hanya berupa jejak kaki di toko tersebut, walaupun tidak ada yang penjaganya sama sekali. Pantesan, tokonya berani ditinggal...

Sebuah kampung aneh yang sangat jujur. Melihat itu, langsung bisa menjawab pertanyaan, mengapa kantung gembolan Ben terisi penuh dengan mata uang. Rupanya koin itu untuk berbelanja di kampung ini, yang secara otomatis akan masuk ke dalam kantungnya jika berada di Kamposaina.

“Apakah di kampung ini yang dimaksud oleh Mahaguru Jati, tempat Putri Jempol berada?” pikir Ben. “Baiklah, akan segera ku cari tahu”

Tak lama kemudian, dari kejauhan tampak beberapa orang berpakaian seragam kerajaan berjalan dengan terburu buru.

Setelah mendekat, terdengar salah seorang prajurit kerajaan yang bermata besar berkata “Dasar perempuan tak tahu diuntung! Masih mending Kaisar Elde hanya membuangnya ke jalanan dan tidak memancung kepalanya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun