Orang bilang menulis itu susah, ini juga saya setuju 1 juta %. Karena, supaya bisa menuangkan atau mengeluarkan apa yang ada dipikiran (uneg uneg) kedalam tulisan, untuk bisa menghasilkan sebuah karya tulis bukanlah perkara mudah.
Bagi beberapa orang (terutama saya), butuh waktu lama dan konsentrasi supaya apa yang ingin kita sampaikan tidak nyasar kemana mana. (kecuali ada ide spontan, dan itu biasanya tidak akan bisa menghasilkan tulisan yang bagus, contohnya seperti tulisan ini dan ini).
Untuk mulai menulis bukan hal yang gampang, seperti yang sudah tulis di atas, masih harus ditambah dengan keberanian khusus. Setelah selesai menulis, mesti dibaca berulang ulang dan diedit sana sini lagi. Dan juga harus punya rasa percaya diri yang cukup untuk menekan tombol “publish” (kuatir tulisan kita ga ada yang baca kan?).
Begitu juga ketika kita sudah lama absen, maka untuk memulai kembali menulis sama susahnya. Karena rasa percaya diri kita pastinya sudah berkurang banyak. (sekedar saran, kalau hilang mood atau habis ide menulis, membacalah. Tidak dapat ide dari membaca, menontonlah, dari situ bisa timbul ide untuk membuat sebuah tulisan)
Jadi, menulis itu ibarat sebuah pisau yang harus terus diasah, kalau didiemin terus, tar bisa jadi karatan. Pisau karatan, akan tetap bisa berguna, tapi bukan lagi buat memotong tapi buat korek kuping. Hahahaha...
*****
Apakah saya sudah puas?
Dari semua contoh tulisan di atas (kecuali Rumah Kaca), kita bisa melihat peran seorang Pepih Nugraha sebagai pengayom Kompasiana yang sibuk jumpalitan ketika menghadapi beragam respon dari orang atau institusi yang merasa tersenggol dengan tulisan Kompasianer. Dan dari tulisan tulisan itu kita bisa lihat berapa besar efek yang sudah dihasilkan dari sebuah tulisan.
(masih ingat apa penyebab perang saudara yang terjadi di Amerika Serikat? Bisa dilihat disini)
Tapi dari semua itu, apa ada Kompasianer yang dirugikan? Dipanggil bolak balik ke Polsek atau Polres? Atau dibawa ke ranah hukum? Paling banter tulisannya dihapus aja kan???
(oleh sebab itu, walaupun ada disclaimer yang menyatakan tulisan adalah tanggung jawab penulis, tapi melihat beberapa kejadian diatas, saya merasa nyaman dan aman menulis di Kompasiana, karena saya merasa terlindungi. Ini juga yang sering saya promosiin ke teman! Tapi tentunya kita juga harus menjaga supaya tulisan kita ga berisi fitnah, dooong...)