Sehebat apapun tulisanmu tidak akan keliatan hebat jika ga ada yang baca. Coba lihat, banyak media online sekarang membuat judul berita yang lebay bahkan banyak yang ga nyambung sama isinya, niatnya cuma satu yaitu supaya bisa menarik jumlah pembaca (pemberian judul yang masih menjadi masalah buat saya sampai saat ini). Jadi mesti ada kesadaran dan introspeksi dari para penulis sendiri untuk tetap berkarya walaupun kadang tulisannya cuma sedikit yang baca. Tetaplah menulis dan berkarya. Sekali lagi, inilah karya yang akan kita tinggalkan untuk anak cucu nanti...
*****
Pengorbanan...
Bagi Kompasianer lama, pastinya tau, sebelumnya di Kompasiana lama ada kolom Trending Articles (TA) dan di Kompasiana baru kolom itu udah ga ada lagi. Padahal kolom TA adalah kolom yang paling bergengsi dibawah Headline (beda ada stempel HL aja).
Tapi sejujurnya, waktu itu saya justru lebih senang tulisan saya ada di TA daripada di HL (bukan karena tulisan saya lebih sering di TA lho...). Karena ada perbedaan waktu tayang yang terlalu jauh HL dan TA. Kalau tulisan yang dipajang di HL paling banter 4 atau 5 jam (beda dengan HL sekarang yang bisa sampe belasan jam), sedangkan kalau di TA bisa sampe belasan jam. Itu yang menyebabkan tulisan di HL rata rata lebih sedikit jumlah kliknya daripada di TA.
Lha, tapi koq kenapa TA sekarang dihapus? Padahal, dengan makin banyak jumlah klik, TA itu kan bisa lebih menguntungkan Kompasiana?
Tadinya saya juga ga ngerti kenapa kolom TA dibuang, tapi akhirnya saya ngerti (mudah mudahan ga salah) dan setuju kolom TA dibuang. Menurut saya, kolom TA ini yang sering bikin kisruh.
Lha, koq bisa?
Iya dong, karena TA kebanyakan hanya diisi oleh Kompasianer yang itu itu aja. (tentu masih ingat kan soal tulisan sampah?)
Lha, kenapa bisa loe lagi loe lagi?
Iya namanya juga Trending Articles kan? Jadi, TA diisi oleh tulisan berita yang lagi nge trend, atau tulisan yang saat itu mendapat banyak klik, vote dan komentar. Nah, yang seperti itu, sebagian besar hanya ditulis oleh penulis politik atau penulis berita atau juga penulis yang sering wara wiri kesana kemari (kaya saya gitu, ya? Hahahaha...).