Mohon tunggu...
Miftahul Abrori
Miftahul Abrori Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi petani di sawah kalimat

Lahir di Grobogan, bekerja di Solo. Email: miftah2015.jitu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Boneka Mertua

16 Desember 2019   07:01 Diperbarui: 16 Desember 2019   20:10 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intervensi sang mertua adalah api kecil, namun bisa berubah api besar yang bakal menghanguskan rumah tangga. Foto: Thestar.com

Selain mempunyai beberapa kios di Pasar Klewer, keluarga Nizma mempunyai  toko batik cabang di Jakarta.  Ayahnya bertindak sebagai kepala toko, yang seminggu dalam sebulan ke Jakarta.  Ia mengalami kecelakaan saat mengantar batik. Mobil yang ditumpangi sang ayah mertua diseruduk truk tronton. 

"Kamu kira Ibu tak sanggup memberi makan keluargamu apa?" 

Begitu kalimat sang ibu mertua yang terngiang di telinga Rianto. Kalimat yang membuat kuping panas dan tak tenang hidup di Solo.

Perkataan dan intervensi sang mertua adalah api kecil, namun bisa berubah api besar yang bakal menghanguskan rumah tangganya.

Ia semakin mantap meninggalkan Solo. Kata-kata sang mertua yang nylekit alias bikin sakit hati, tak hanya sekali didengarnya. Hampir setiap ia berada di rumah di Solo.

Rianto sering disebut suami yang tidak bertanggung jawab, menelantarkan istri  dan tak sanggup memberi nafkah keluarga.

"Menyesal aku punya menantu kamu, kerjanya cuma makan," ucap ibu mertua suatu hari di ruang makan.

"Aku juga menyesal punya mertua seperti Anda."

Entah darimana keberanian muncul, tiba-tiba saja kalimat itu meluncur dari mulut Rianto.

"Cuuh..." 

Percikan ludah "wangi" sang mertua mendarat di wajah Rianto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun