2. Teori Nurture (Budaya)
Teori ini berfokus pada pengaruh budaya dan lingkungan sosial dalam membentuk peran gender.
Pandangan: Perbedaan peran gender muncul karena konstruksi budaya, bukan faktor biologis. Misalnya, masyarakat menetapkan bahwa laki-laki harus kuat dan tegas, sedangkan perempuan harus lembut dan keibuan.
Implikasi: Dalam masyarakat patriarki, teori ini menjelaskan mengapa perempuan seringkali ditempatkan dalam posisi subordinasi.
Tujuan: Feminisme, sebagai bagian dari teori ini, berupaya menghapus diskriminasi dan memperjuangkan kesetaraan dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan pekerjaan.
3. Teori Psikoanalisis
Teori yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud ini mengkaji peran psikologis dalam pembentukan identitas gender.
Konsep Kunci: Freud memperkenalkan istilah penis envy, yang menyatakan bahwa perempuan merasa inferior karena tidak memiliki atribut biologis seperti laki-laki.
Pandangan Feminisme: Teori ini dikritik oleh feminis karena dianggap mengabaikan faktor sosial dan lebih menonjolkan dominasi laki-laki. Simone de Beauvoir berpendapat bahwa rasa iri perempuan terhadap laki-laki lebih terkait dengan status sosial dan kebebasan yang dimiliki laki-laki, bukan aspek biologis.
4. Teori Equilibrium (Keseimbangan)
Teori ini menekankan pentingnya kemitraan antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga dan masyarakat.