Pengertian "kognitif" berasal dari kata "congnition" yang disamakan dengan "knowing" yang mengandung arti mengetahui. Dalam arti luas, kognisi adalah pengamanan pengorganisasian dan penggunaan pengetahuan. Teori kognitif dapat berupa hipotesis yang sebagian besar berkaitan dengan persiapan pembelajaran.
Teori belajar kognitifisme adalah salah satu teori yang mencakup bagaimana individu memproses informasi dan mengubahnya menjadi pengetahuan. Teori ini menganggap bahwa individu memproses informasi melalui proses kognitif yang melibatkan membentuk, menyimpan, dan mengubah informasi secara aktif
Teori belajar Kognitifisme telah lama menjadi fokus dalam bidang pendidikan dan psikologi. Teori ini menekankan pada pemahaman bahwa proses mental, seperti berpikir, memahami, mempelajari, dan berbicara, adalah aspek penting dalam pembelajaran. Kognitifisme melihat pembelajaran sebagai proses aktif di mana individu menggunakan pengetahuan sebelumnya dan pengalaman untuk memahami dan menginterpretasikan informasi baru.Â
kelebihan teori pembelajaran kognitivisme
a.Siswa menjadi lebih aktif, kreatif dan mandiri dalam proses belajar. Membantu siswa memahami materi pelajaran dengan mudah dan mendalam.
b.Sesuai dengan kurikulum di Indonesia yang mendukung teori kognitif karena mengutamakan perkembangan pengetahuan siswa.
c.Peran guru menjadi lebih ringan dimana akan mengawali menyampaikan materi-materi dasar untuk selanjutnya diserahkan kepada peserta didik untuk dapat mengeksplorasi materi tersebut. Guru sebagai fasilitator yang memantau, mengarahkan, menjelaskan materi sesuai alur yang telah disusun.
d.Kemampuan daya ingat siswa sangat ditekankan dalam teori ini. Siswa diharapkan selalu mengingat materi-materi yang telah diajarkan dan dipelajari.
e.Peserta didik memiliki kebebasan untuk berkreasi dengan hal- hal yang baru atau melakukan inovasi pada hal yang sudah ada. Hal ini karena kognitif memiliki arti yang sama dengan kreasi atau menciptakan/mengembangkan hal-hal baru.
2. kekurangan teori pembelajaran kognitif
Teori kognitif hanya dapat diterapkan pada tingkatan pendidikan tertentu, sebagai berikut:
a.Teori ini menekankan pada daya ingat siswa, menganggap bahwa setiap siswa memiliki kemampuan ingatan yang sama dan tidak membeda-bedakan.
b.Kurang memperhatikan cara, proses dan eksplorasi peserta didik dalam mengembangkan pengetahuannya, karena pada dasarnya setiap pembelajar memiliki cara yang berbeda.
c.Memerlukan kolaborasi dengan metode pembelajaran lain agar hasil belajar dapat optimal.
d.Dalam penerapan metode pembelajaran kognitif, penting untuk memperhatikan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan materi yang telah di pelajari nya.
* PEMBELAJARAN Â MENURUT Â ALIRAN Â KOGNITIF GAGNE
Salah satu teori yang berasal dari psikologi kognitif adalah teori penyampaian informasi yang dikemukakan oleh Robert M. Gagne. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi di otak manusia. Sedangkan pengolahan otak manusia sendiri dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Reseptor (Perangkat Berwujud):
mendapatkan dorongan dari lingkungan dan mengubahnya menjadi kejutan saraf, memberikan gambaran dari data yang mereka peroleh dan kemudian mengirimkannya.
b. Pendaftaran Taktil (Pemeliharaan Tayangan Nyata):
yang ditemukan dalam kerangka kecemasan sentral, kapasitas untuk mewajibkan kesan nyata dan melaksanakan pilihan sehingga terbentuk solidaritas persepsi. Sebagian dari informasi yang datang masuk ke memori jangka pendek dan ada pula yang salah tempat dalam kerangka.
c. Memori Jangka Singkat (Brief Term Memory):
mengharuskan munculnya pemrosesan dan kapasitas persepsi. Data tertentu disimpan untuk menentukan maknanya. Memori jangka pendek disebut juga memori kerja, kapasitasnya sangat terbatas, dan waktu penyimpanannya juga singkat. Data dalam memori ini dapat diubah menjadi kode-kode dan kemudian disimpan dalam memori jangka panjang.
d. Memori Jangka Panjang (Long Term Memory) menyimpan hasil penanganannya dalam memori jangka pendek. Data disimpan dalam jangka panjang, bertahan lama, dan siap digunakan kapan saja.
e. Pembangkit Reaksi:
mewajibkan data disimpan dalam memori jangka panjang dan mengubahnya menjadi respons balasan.
* PEMBELAJARAN  MENURUT ALIRAN  Kognitif  PIAGET
>Ide Dasar Teori Belajar Piaget
    Lingkup studi Piaget terpusat pada karakteristik intelegensi dan bagaimana struktur serta fungsinya. Piaget mengemukakan tiga dalil pokok tentang intelegensi dan struktur fungsinya sebagai berikut.
a) Kemajuan mental terjadi melalui suatu susunan tahapan-tahapan yang terus-menerus terjadi dalam susunan yang sama. Artinya setiap manusia akan mengalami pengelompokan tersebut dan dalam susunan yang sama.
b) Pengorganisasian ini dicirikan sebagai kumpulan operasi mental/kognitif (memilah, melindungi, mengumpulkan, membuat spekulasi, menarik kesimpulan) yang menggambarkan perilaku mental.
c) Pengembangan melalui tahapan-tahapan yang dilengkapi dengan penyesuaian. (menyesuaikan) pegangan formatif yang menggambarkan interaksi antara perjumpaan (pencernaan) dan struktur kognitif yang muncul (kenyamanan).
> Tahap sensori motor mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Anak belajar dan menyelaraskan perkembangan tubuhnya dengan menciptakan aktivitas mentalnya menjadi aktivitas normal dan positif. Ia belajar memfasilitasi kecerdasan dan perkembangannya (disebut pola).
b) Anak memikirkan kegiatan dan perkembangannya.
c) Sebagai kesimpulan pra operasi mempunyai ciri-ciri susunan seperti ini, anak belajar mengasumsikan gambar soal dengan benda konkrit, namun masih merepotkan; anak belajar bahwa benda-benda yang disembunyikan dari lokasi aslinya sebenarnya tidak secara permanen menghilang, sudah mengira dia terus menghilang; anak mulai mengenal benda-benda konkrit seperti berorganisasi dan mengutak-atik).
> Tahap pra operasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a.Representasi sesuatu dengan khayalan, bahasa, dan gambar.
b. Menghubungkan perjumpaan dalam dunia luar dengan individu.
c.Menimbang bahwa barang palsu mempunyai sifat-sifat barang asli
d.Tidak dapat memisahkan antara kejadian nyata (realitas) dan kemampuan kreatif (lamunan).
e.Anak menganggap benda itu beragam jika dilihat secara khas (namun belum mempunyai konsep kelestarian jumlah, kelestarian jangkauan, kelestarian materi/zat).
> Tahap operasi konkrit mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Egoismenya berkurang, mulai bersedia bermain dengan orang lain.
b. Dapat mengelompokkan benda-benda ber karakteristik
* PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN Kognitif AUSUBEL
Teori pendidikan David Ausubel menonjol karena pendekatannya yang langsung mengarah pada tujuan materi pembelajaran. Dia menekankan penggunaan metode presentasional seperti ceramah dan membaca sebagai cara untuk meningkatkan pemahaman materi akademik, berbeda dengan pendekatan lain yang lebih condong kepada metode penemuan, pendidikan terbuka, dan pembelajaran berbasis pengalaman. Ausubel tetap konsisten dalam memprioritaskan strategi penguasaan materi akademik melalui presentasi.
Fokus utama Ausubel adalah membantu pengajar efektif dalam mengelola dan mentransfer informasi yang beragam dengan cara yang bermanfaat dan efisien. Baginya, tujuan pendidikan yang abstrak adalah pemerolehan informasi, dan dia percaya bahwa teori-teori khusus dapat membimbing pengajar dalam tugas mereka untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Pendekatannya berfokus pada peran pengajar sebagai pengelola materi pelajaran, yang menyampaikan informasi melalui berbagai cara seperti ceramah, membaca, dan memberikan tugas kepada siswa untuk mengintegrasikan pembelajaran. Ausubel juga menekankan bahwa siswa harus menjadi konstruktor pengetahuan yang aktif, dengan tujuan untuk mengajarkan mereka konsep-konsep tingkat tinggi dalam disiplin dan pemahaman metakognisi untuk merespons pengajaran secara efektif, bukan hanya bergantung pada persepsi mereka sendiri. Pengembangan konsep pembelajaran "advance organizer" adalah salah satu kontribusi utama Ausubel dalam pendidikan, yang ia kembangkan dan sistematika pada tahun 1960.
Ausubel adalah pelopor aliran kognitif, dia mengemukakan hipotesis pembelajaran penting (significant learning). Pembelajaran signifikan adalah metode pengumpulan data modern dengan konsep-konsep penting yang terkandung dalam struktur kognitif seseorang. Dia sangat terpengaruh oleh pelajaran Jean Piaget. Ausubel telah bekerja dengan andal untuk menunjukkan bahwa penyedia pembelajaran mendorong dan sebagian besar penelitiannya telah berdampak pada orang lain sejak tahun 1960an.
* PEMBELAJARAN MENURUT ALIRAN KOGNITIVISTIK JEROMDE S.BRUNNER
Jerome Seymour Brunner adalah salah satu tokoh paling dikenal dan persuasif di abad ke-20. Dia adalah salah satu tokoh kunci dalam apa yang disebut "Pemberontakan Kognitif". Brunner mengatakan bahwa pembelajaran terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang mengorganisasikan pesan atau data dan tidak ditentukan oleh usia. Hipotesis ini mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki informasi dan pertemuan yang telah diorganisasikan dalam kerangka struktur kognitifnya.Â
Persiapan pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila struktur pembelajaran atau data modern disesuaikan dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Persiapan pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila struktur pembelajaran atau data-data yang belum terpakai disesuaikan dengan pola pikir yang telah terbentuk di dalam individu berdasarkan pemahaman yang dimilikinya dan keterlibatan masa lalu.
Dalam hipotesis pembelajarannya, Jerome S. Brunner menerima bahwa latihan pembelajaran akan berjalan dengan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri aturan atau kesimpulan tertentu. Brunner menerima bahwa pembelajaran dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Susunan data, yaitu dalam setiap pembelajaran kita memperoleh sejumlah data tertentu, ada yang memuat informasi yang kita miliki selama ini, ada pula yang menyempurnakan dan memperluasnya, masih banyak lagi data yang berbeda dari apa yang kita ketahui, ada pula yang waktu baru-baru ini.
b. Ubah pengorganisasian, kita menganalisis berbagai data kita dapat mempelajari hal tersebut dan mengubahnya menjadi data yang lebih teoritis atau konseptual, sehingga dapat digunakan untuk tujuan yang lebih umum.
c. Penilaian mengatur, kami mengevaluasi informasi yang telah kami kumpulkan.
* PENERAPAN TEORI KOGNITIVISME DALAM PEMBELAJARAN
Penerapan hipotesis kognitif dalam latihan pembelajaran lebih menekankan pada cara berpikir atau bentuk mental siswa di tengah pegangan pembelajaran, tidak adil terhadap tujuan atau hasil belajar. Selain itu, peran siswa juga diharapkan dapat dimasukkan secara efektif dalam kegiatan pembelajaran (understudy centered learning).
Hipotesis ini juga mengutamakan peran siswa yang saling bekerjasama sehingga diperlukan kelompok belajar. Sependapat dengan Piaget, pertukaran pemikiran secara berkelompok tidak dapat dihindari demi kemajuan pemikiran.Â
Penilaian pembelajaran menurut pandangan kognitif bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana proses belajar terjadi. Dengan demikian, fokus teori ini adalah pada proses belajar itu sendiri daripada hasil akhir yang dicapai oleh siswa.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail tentang penerapan teori belajar kognitivime, berikut disajikan beberapa prinsipnya
1.Belajar itu berdasarkan keseluruhan
Dalam teori ini, diakui bahwa keseluruhan memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada bagian --bagiannya. Bagian-bagian memiliki arti hanya jika di tempatkan dalam konteks keseluruhan.sebuah kata akan memiliki makna saat digunakan dalam sebuah kalimat: begitu pula kalimat-kalimat akan memiliki signifikansi saat disusun secara berurutan. eksposisi. Maksud dari pedoman ini adalah pembelajaran tidak dimulai dari kenyataan, tetapi harus dimulai dari suatu permasalahan. Melalui hal-hal tersebut siswa dapat mempelajari kenyataan-kenyataan yang ada.
2.Siswa yang sedang belajar memiliki potensi untuk berkembang secara menyeluruh.
Kaidah ini mengisyaratkan bahwa mendidik anak tidak seolah-olah menciptakan orang terpelajar, tetapi juga menciptakan jati diri anak secara keseluruhan. Apalah gunanya memiliki kemampuan mental yang kuat jika tidak diikuti oleh aspirasi yang mulia atau tidak di imbangi dengan pengembangan seluruh potensi yang dimiliki.
3.Belajar memerlukan banyak pengetahuan
Telah diperjelas bahwa pengetahuan merupakan pemahaman tentang koneksi diantara elemen-elemen dalam suatu situasi masalah. Oleh karena itu,belajar akan terjadi saat kita di hadapkan pada masalah yang perlu di pecahkan. Proses belajar bukanlah sekedar mengingat fakta atau kebenaran.dengan menghadapi permasalahan, ank-anak akan memperoleh pengetahuan yang sangat berharga untuk menghadapi suatu masalah.
4.Pembelajaran di latar belakangi keterlibatan
Pertemuan merupakan peristiwa yang mampu memberikan signifikansi dan makna untuk setiap tindakan individu . Belajar merupakan menata kembali pertemuan-pertemuan masa lalu yang terus-menerus diperbaiki jika seorang anak terpapar api,pengalamanya kemudian akan membentuk, menghubungkan, dan mengurai bahwa api bisa menyebabkan rasa sakit. Dari sini ia bisa menyimpulkan bahwa penting untuk menjaga jarak yang aman dari api.Â
Namun pada saat itulah anak akan menata ulang keterlibatannya bahwa api mempunyai manfaat yang luar biasa dan tidak selamanya berbahaya. Ini adalah intisari dari pertemuan. Oleh karena itu, persiapan pembelajaran merupakan metode pemberian perjumpaan yang bermakna bagi kehidupan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H