Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Pribadi: Jangan Nilai Seseorang Dari Luarnya Saja

15 Juni 2016   14:34 Diperbarui: 15 Juni 2016   14:40 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki dua jam saya berjalan di teriknya mentari yang amat tidak bersahabat itu, harapan saya sedikit demi sedikit mulai pupus, dan seketika perasaan putus asa kerap menyeruak muncul tiba-tiba. Pertama, saya sudah tidak kuat menahan haus. Kedua, saya mulai ragu apakah saya bisa sampai sebelum lab itu benar-benar tutup. Ketiga, saya tidak punya uang lagi untuk beli apapun termasuk untuk beli air minum. Memang benar-benar tak sanggup lagi berpikir jernih saat itu.

Braaak! Tiba-tiba saya jatuh. Kaget saya, karena begitu lelahnya, ketika kaki saya terantuk batu pinggir jalan yang lumayan besar dengan mudahnya saya jatuh. Pas terjatuh itu, tiba-tiba mata saya tertuju pada sebuah botol Sprite yang masih ada isinya setengah (bukan mau promosi Sprite loh ya). Mungkin itu punya orang yang dibuang sembarangan, atau ditinggal pergi begitu saja di sebelah batu besar itu. Tanpa malu, ragu, dan khawatir apapun saya langsung saja ambil botol itu dan meminum sisa sprite yang di kerongkongan saya terasa bagaikan cairan penyelamat. Nggak ada orang yang lihat karena situasi sepi.

Benar-benar kehausan saya, dan seketika itu juga dahaga langsung terpuaskan dengan setengah botol sprite sisa orang. Saya harus bersyukur ada sisa minuman itu di situ, sehingga saya pun urung mati kehausan. Ternyata, ada hal-hal dalam hidup ini yang membuat kita untuk terus bersyukur ya. Sisa minuman orang itupun pantas saya syukuri. Bersyukur tentu tidak melulu ketika kita dapat sesuatu yang besar, yang enak, yang baik, yang manis, yang harum, yang sedap, atau yang hebat-hebat saja. Bersyukur itu mestinya dalam segala hal.

Saya kembali berjalan. Perjalanan inipun seperti jadi saksi, rupanya untuk meraih sesuatu tidak ada yang instant. Dengan langkah kaki gontai saya lanjutkan perjalanan. Tiba-tiba dari arah depan muncul sebuah mobil CR-V hitam yang secara mendadak berhenti tak jauh di samping saya. Dari dalam mobil terlihat turun tergesa-gesa tiga orang hitam berbadan kekar. Ada tato burung elang di tangan salah seorang diantara mereka yang badannya paling gede, wuih badannya man, segede gaban. Saya duga mereka ini pendatang asal Nigeria atau Kenya. Belakangan saya tahu bahwa memang mereka itu asal Kenya dan Nigeria.

Di pikiran saya langsung muncul macam-macam. Saya pikir mereka ini pasti penjahat yang akan coba merampok saya. Tatapan mereka tanpa senyuman dan gaya mereka slengean banget. Saya mundur dan jaga jarak. Tentu walau tidak mahir berkelahi saya sudah pasang kuda-kuda siap meladeni pengeroyokan ini bila benar terjadi. Rada ketir dan takut juga sih.Tetapi apa boleh buat, keadaan sudah kepepet begini, tidak ada ruang untuk lari, tenaga sudah habis, ya mau tidak mau harus siap. Di otak saya hanya satu, yaitu supaya jangan sampai saya pulang nanti tinggal nama, sementara raga sudah tidak dikandung badan lagi.

Mereka makin mendekat, dengan langkah agak cepat ketiganya semakin mendekat, lalu terus mendekat. Setelah benar-benar berhadapan, orang hitam bertato itu berkata pelan, “Do you need help? We saw you fell down...” Saya kaget namun tetap curiga. Saya sedikit menggertak mereka dan ancam untuk supaya mereka tidak macam-macam dengan saya. Habis itu saya diam saja menunggu mereka berkata apa. Satu di antara mereka, yang orangnya paling tinggi, kayak pemain basket NBA itu tertawa kuat, "Hua ha ha!" katanya. Lalu ia berucap begini, Where do you go? we can drop you off...” Mereka lalu bilang dengan sangat tenang bahwasanya mereka sama sekali tidak bermaksud jahat. Mereka juga bilang pada saya untuk jangan hanya melihat penampilan luar mereka saja. Saya tambah kaget, namun cepat-cepat saya bilang kemana arah tujuan saya. (Tentu saja saya malu, karena orang yang saya anggap punya niat jahat ternyata merekalah yang menolong saya). Itu.

Ternyata setelah ngobrol cukup lama dengan mereka, nampaknya sih mereka itu orang baik-baik. Lalu, singkat cerita, saya dianterin langsung ke lab. Dan, di sana saya akhirnya berhasil periksa kesehatan sesuai jadwal, serta mendapatkan hasilnya keesokan hari dengan hasil sangat baik.

Yang ingin saya katakan adalah betapa cepatnya kita menilai orang hanya oleh karena penampilan mereka. Saya salah menilai ketiga orang hitam itu karena penampilan luar mereka semata. Akan tetapi, justru merekalah yang menolong saya sampai dua kali. Setelah hari itu, mereka jugalah yang mengenalkan saya pada seseorang yang kelak di kemudian hari menjadi boss saya. Akhirnya mereka juga jadi teman saya, dan masih saling kontak sampai saat ini. Luar biasa.

Selanjutnya.............

Pengalaman ke dua adalah tentang boss saya yang amat keras, dan pemarah. Menurut sebagian orang dia itu bengis dan tak punya hati. Saya sih masih percaya bahwa tidak ada manusia yang tak punya hati. Ayam saja punya hati, dan kalau sudah dimasak oooh enak banget itu hati ayam. Bener. Serius. Coba saja sendiri kalau masih kurang yakin.

Nah, boss saya yang satu ini memang luar biasa ‘kejam’. Kata beberapa kawan sekantor saya dia itu arogan dan tak pedulian orangnya. Itu juga menurut yang saya rasakan sih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun