Oleh karena itu, kita perlu menyadari bahwa Yesus Kristus adalah perwujudan kasih Allah yang mendalam. Meski Ia memiliki kuasa besar, Ia tidak membebaskan manusia secara langsung dari dosa, namun Ia secara konkret datang untuk menunjukan konsekuensi dari dosa manusia dan mengajarkan manusia cara menjadi manusia sejati. Ia rela menanggung akibat dosa manusia demi keselamatan umat-Nya.
Memaknai Perjalanan Hidup
Pemaknaan adalah hal yang krusial dalam hidup, karena kita perlu memaknai setiap peristiwa sebagai sarana karya Allah. Pengalaman pribadi kita dengan Kristus dapat mengubah hidup kita dan hidup banyak orang, karena kuasa Roh Kudus ada di dalamnya. Roh Kudus memakai kesaksian hidup kita dengan kuasa yang lebih besar daripada sekadar pengetahuan.Â
Ketika seseorang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan kuasa kebangkitan Yesus, kehidupannya akan berubah menjadi kehidupan yang menyembah dan meninggikan Yesus. Kehidupan baru ini menjadi kekuatan yang menarik orang-orang di sekitar untuk datang kepada Yesus.
Kita dipanggil untuk dapat menyadari panggilan Tuhan dan pengalaman pribadi dengan pribadi Allah akan membawa kita pada integritas, dan outentifikasi iman dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana kita bertindak sebagai saksi kebenaran dalam berbagai situasi.Â
Kita perlu meneladani santo Anjolino Bonetta, yang berani mencintai penderitaan nya dan menjadikannya sebagai sarana kesaksian kasih Allah dalam dirinya. Kita perlu memandang bahwa segala tantangan dalam hidup merupakan sarana Tuhan dalam mengembangkan diri kita, sehingga kita perlu menanggapi nya dengan penuh iman, kepercayaan dan harapan.
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk merayakan keselamatan yang datang melalui kehadiran-Nya. Seperti para pengembala yang dipanggil untuk pergi ke Betlehem, kita juga dipanggil untuk mendekat kepada Kristus dan membangun relasi dengan-Nya, menempatkan-Nya di puncak hidup kita.
Menghidupi Kesaksian Kristus
Kesaksian adalah bentuk pernyataan iman, di mana kita menghayati dan memperdalam pengetahuan iman kita. Dengan menghidupi kebenaran, kita menempatkan Tuhan dalam prioritas utama, mengalahkan ego dan orientasi diri.Â
Kesaksian memberi ruang bagi kita untuk menyadari besarnya kasih Tuhan pada manusia dan mengambil bagian dalam karya-Nya. Menghidupi kebenaran berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada penyelenggaraan Allah, memilih kehendak-Nya di atas kehendak manusia, dan memiliki pengendalian diri yang penuh.
Sifat-sifat Ilahi adalah rahmat yang diberikan Allah kepada kita sebagai konsekuensi dari pencitraan-Nya. Sifat-sifat ini mewakili kebenaran dan kasih, yang terwujud dalam tindakan jujur, disiplin, peduli, penuh kasih, dan pemaaf.Â