Mohon tunggu...
Mia Rosmayanti
Mia Rosmayanti Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Menulislah dan jangan mati.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gerbong No.4

31 Januari 2022   22:43 Diperbarui: 31 Januari 2022   22:44 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: Kltr Tava | @kulturtava

"Jadii... yang terpenting bagimu saat ini adalah mereka melupakanmu?" Tanyanya.

"Ya."

Hening. Hanya terdengar ritme beraturan dari napas orang-orang yang tertidur pulas, deru mesin, suara gerbong yang bergerak akibat kereta yang melaju dengan kecepatan sedang.

"Apakah kamu masih berencana melanjutkan perjalananmu?"

Rasanya, makin lama dia makin menyerupai mesin penanya. Dari mana dia mendapatkan semua ide pertanyaan itu?

"Ya." Kataku singkat. Aku merasa tak perlu menjelaskan apa-apa lagi. Toh, jika tebakkanku benar, harusnya dialah yang paling mengerti apa yang ada di pikiranku saat ini. Jadi, aku tak perlu besusah payah mengelak.

Dia menarik napas panjang, "Kamu tidak akan bisa membuat orang lain melupakanmu. Kenangan seseorang selalu berhubungan dengan hati. Dan keinginan untuk bermain-main dengan hati seseorang adalah sesuatu yang sangat kejam. Jadi pergilah ke manapun yang kamu mau, tapi kamu tetap tidak bisa mengubah apapun."

Aku tahu. Aku adalah orang yang paling tahu tentang hal itu. Tapi tetap saja... tidak bolehkah aku mencobanya? Tak bolehkah aku mendapatkannya? Di saat-saat seperti ini, tidak bisakah aku Tuhan mengabulkan keinginan terakhirku?

"Kalau memang itu tujuanmu, sebaiknya kamu turun dari kereta ini di stasiun pemberhentian selanjutnya. Kamu tidak boleh melibatkan orang lain ke dalam kematianmu." Katanya tegas.

Aku tersenyum. Benar. Aku tidak boleh membawa orang-orang tak bersalah ini dalam lubang gelap yang saat ini menganga di dadaku. Aku hanya harus menelannya bulat-bulat seperti biasa. Menanggungnya seorang diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun