2. Konflik-konflik dalam proses perkembangan
Di dalam menjalani fase-fase perkembangan, tiap anak harus melalui beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses, tetapi ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam menghadapi konflik-konflik ini. Anak yang tidak dapat mengatasi konflik-konflik tersebut biasanya mengalami gangguan emosi.
3. Sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan
Anak-anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan emosinya dan kepribadiannya. Ketiga faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan tersebut adalah:
1) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan emosi anak-anak usia prasekolah atau usia dini. Di sanalah pengalamanpengalaman pertama didapatkan oleh anak. Keluarga sangat berfungsi dalam menanamkan dasar-dasar pengalaman emosi. Bahkan secara lebih khusus, keluarga dapat menjadi emotional security pada tahap perkembangan anak. Keluarga juga dapat mengantarkannya pada lingkungan yang lebuh luas. Dasardasar pengelolaan emosi yang dimiliki anak akan menjadi efektif digunakan dalam menampilkan ekspresinya, terutama untuk kepentingan dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
 2) Lingkungan tempat tinggalÂ
Kondis lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi anak antara lain:
- Daerah tempat tinggal anak tergolong memiliki kerapatan penduduk yang terlalu padat.
- Daerah dimana anak tinggal memiliki angka kejahatan yang tinggi
- Daerah tempat anak tinggal kurang memiliki fasilitas rekreasi bagi anak-anak.
- Tidak adanya aktivitas-aktivitas yang diorganisasi dengan baik untuk anak.
Pengalaman sosial awal di luar rumah melengkapi pengalaman di dalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan perilaku anak. Jika hubungan mereka dengan teman sebaya dan orang dewasa di luar rumah menyenagkan, mereka akan menikmati hubungan sosial tersebut dan ingin mengulanginya. Sebaliknya, jika hubungan itu tidak menyenangkan atau menakutkan, anak-anak akan menghindarinya dan kembali kepada anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka. Pengalaman sosial awal sangat menentukan perilaku selanjutnya. Banyaknya pengalaman bahagia yang diperoleh sebelumnya akan mendorong anak mencapai pengalaman semacam itu lagi pada perkembangan sosial selanjutnya. Sejumlah penelitian terhadap manusia dari semua tingkatan umur membuktikan bahwa pengalaman awal masa kanakkanak tidak hanya penting bagi anak, tetapi juga bagi perkembagan di kemudian hari.Â
3) Lingkungan sekolah
Sekolah mempunyai tugas membantu anak-anak dalam perkembangan emosi dan kepribadiannya dalam satu kesatuan, tetapi sekolah sering juga menjadi penyebab timbulnya gangguan emosi pada anak. Kegagalan di sekolah sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan emosi anak. Problema di sekolah sering ditimbulkan oleh program yang tidak memperhatikan kemampuan anak. Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi dan menyebabkan terjadinya tingkah laku pada anak antara lain:
- Hubungan yang kurang harmonis antara anak dan guru
- Hubungan yang kurang harmonis dengan teman-teman