MAKALAH
 GURU PROFESIONAL HARUS BISA MENJADI SUMBER INSPIRASI
Â
Â
Â
Â
Â
Oleh:
MEYGA ANISA HIDAYATI, S.Pd
NIP. -
DINAS PENDIDIKANÂ KABUPATEN GROBOGAN
SMP NEGERI 2 KRADENAN
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah dengan  judul " GURU PROFESIONAL HARUS BISA MENJADI SUMBER INSPIRASI" disusun oleh :
Nama: Meyga Anisa Hidayati, S.Pd
NIP: -
Pangkat/Gol.: -
Jabatan: Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Unit Kerja: SMP Negeri 2 Kradenan
Telah disahkan oleh Kepala Sekolah dan Kepala Perpustakaan SMP Negeri 2 Kradenan pada :
Hari: Senin
Tanggal: 14 Maret  2022
Menyetujui,
Kepala SMP Negeri 2 Kradenan,Kepala Perpustakaan,
Munawaroh, S.Pd, M.Pd                     Diana Dwi Hety L, S.Pd
NIP. 19691204 199203 2 005NIP. 19770322 200701 2 008
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama: Munawaroh, S.Pd, M.Pd.
NIP: 19691204 199203 2 005
Pangkat/Gol.: Pembina  TK I/ IV b
Jabatan: Kepala Sekolah
Unit Kerja: SMP Negeri 2 Kradenan
Dengan ini menyatakan bahwa :
Nama: Meyga Anisa Hidayati, S.Pd
NIP: -
Pangkat/Gol.: -
Jabatan: Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Unit Kerja: SMP Negeri 2 Kradenan
Telah membuat makalah dengan judul: "GURU PROFESIONAL HARUS BISA MENJADI SUMBER INSPIRASI", telah diseminarkan dan direvisi sesuai hasil seminar.
Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kradenan, 14 Maret 2022
Kepala SMP Negeri 2 Kradenan,
Munawaroh, S.Pd, M.Pd
19691204 199203 2 005
MOTTO
Â
Â
" Tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud dengan do'a, perjuangan dan kerja keras "
PERSEMBAHAN
Makalah ini saya persembahkan untuk :
1. Istri tercinta
2. Anak-anakku tersayang
3. Rekan-rekan guru mapel Bahasa Indonesia
4. SMP Negeri 2 Kradenan
5. Dunia Pendidikan
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 2 KRADENAN
Alamat: Jalan Raya Rejosari-Sragen KM 20*58182 ((0292)7702303
Email: smpnduakradenan@ymail.com
PERSETUJUAN
Makalah dengan judul "GURU PROFESIONAL HARUS BISA MENJADI SUMBER INSPIRASI", disusun oleh :
Nama: Meyga Anisa Hidayati, S.Pd
NIP: -
Pangkat/Gol.: -
Jabatan: Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Unit Kerja: SMP Negeri 2 Kradenan
Telah disetujui oleh Kepala Sekolah dan Kepala Perpustakaan SMP Negeri 2 Kradenan pada :
Hari: Kamis
Tanggal : 14 Maret 2022
Menyetujui,
Kepala SMP Negeri 2 Kradenan,Kepala Perpustakaan,
Munawaroh, S.Pd, M.Pd                     Diana Dwi Hety L, S.Pd
NIP. 19691204 199203 2 005NIP. 19770322 200701 2 008
ABSTRAK
Â
Meyga Anisa Hidayati, S.Pd. "Guru Profesional Harus Bisa Menjadi Sumber Inspirasi".  Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah suatu pengabdian dan tugas guru sebagai suatu profesi. Akan tetapi pengabdian yang tulus untuk menjadi seorang guru saat ini sedikit dimiliki oleh calon guru maupun guru. Kondisi seperti ini akan berdampak negatif pada proses pembelajaran di sekolah, yang tentu akan mengurangi hak siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan yang benar-benar berkualitas. Kesadaran yang tinggi akan terwujud apabila pada pribadi guru itu sendiri ada semangat pengabdian pada dunia pendidikan, sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap mutu pendidikan. Kepedulian terhadap sekolah dan anak didik menjadi kunci utama menjadi seorang guru yang sumber inspirasi, selain itu harus menguasi kompetensi  yang telah ditetapkan berupa sepuluh kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai instructional leader, yaitu: (1) memiliki kepribadian ideal sebagai guru; (2) penguasaan landasan pendidikan; (3)menguasai bahan pengajaran; (4)kemampuan menyusun program pengajaran; (6) kemampuan menilai hasil dan proses belajar mengajar; (7)kemampuan menyelenggarakan program bimbingan; (8) kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah; (9) kemampuan bekerja sama dengan teman sejawat dan masyarakat; dan (10) kemampuan menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Dengan kata lain, guru berprestasi adalah guru yang peduli dengan siswanya, guru yang berhasil adalah guru yang membawa siswanya menjadi siswa yang berprestasi.Guru akan merasa bangga apabila hasil pengabdiannya menorehkan keberhasilan bagi siswanya, hal itu merupakan prestasi tersendiri yang tidak dapat diukur dengan materi.
Kata kunci: Tugas guru, Pengabdian, dan Kepedulian
KATA PENGANTAR
Â
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul "GURU PROFESIONAL HARUS BISA MENJADI SUMBER INSPIRASI".Â
Tidak lupa dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini, terutama kepadaYth. :
Munawaroh, S.Pd, M.Pd., selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Kradenan yang telah memberikan ijin,arahan dan petunjuk dalam penyelesaian penyusunan laporan penelitian ini.
Suami dan Anak-anaku tersayang. Mereka adalah permata hati dalam hidup ini, yang telah menyalakan semangat penulis sehingga tersusunlah laporan ini.
Diana Dwi Hety L, S.Pd, sebagai Kepala Perpustakaan yang telah menyediakan berbagai literature sehingga makalah ini dapat tersusun.
Bapak dan Ibu guru SMP Negeri 2 Kradenan yang telah memberikan motivasi, sehingga laporan penelitian ini dapat tersusun.
Dengan selesainya makalah  ini, penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang  membangun sehingga makalah ini dapat lebih sempurna.
Kradenan, 14 Maret 2022
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................
SURAT PERNYATAAN........................................................
MOTTO...................... ..........................................................
PERSETUJUAN Â .................................................................
ABSTRAK................................................................................................ Â Â
KATA PENGANTAR............................................................................. Â Â
DAFTAR ISI ...........................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
 vii
BAB I
PENDAHULUAN
Â
Latar Belakang
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Di satu pihak guru harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman. Akan tetapi dilain pihak, guru harus memberikan tugas, mendorong siswa untuk mencapai tujuan, menegur, menilai, dan mengadakan koreksi. Dengan demikian kepribadian seorang guru seolah-olah terbagi menjadi 2 bagian. Disatu pihak bersifat empati, di pihak lain bersifat kritis.
Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan penerapannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelakasanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar.
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada bab III pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa: Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, prinsip itu antara lain: a). memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme b). memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia. Dari dua prinsip tersebut, hal terpenting yang perlu digarisbawahi adalah untuk menjadi seorang guru perlu dilandasi dengan adanya panggilan jiwa dan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. Komitmen dan panggilan jiwa tersebut sesuai dan selaras dengan semangat pengabdian dan tanggung jawab yang akan diimplementasikan ketika menjalankan tugas profesinya
Pengabdian yang tulus untuk menjadi seorang guru saat sekarang ini sedikit dimiliki oleh calon guru maupun guru, kondisi seperti ini akan berdampak negatif pada proses pembelajaran di sekolah, yang tentu akan mengurangi hak siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan yang benar-benar berkualitas.
Seiring dengan program sertifikasi guru yang digulirkan pemerintah, guru tampaknya menjadi suatu profesi yang menjanjikan. Sebagian banyak orang beranggapan bahwa menjadi guru merupakan pilihan yang tepat. Hal tersebut dilandasi pemikiran bahwa di samping penghasilan guru yang besar, waktu kerja yang pendek, dan bidang tugas yang ringan. Bila hal ini terjadi berarti calon guru maupun guru belum atau tidak memahami tugas dan fungsinya sebagai guru dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, karena pengabdian tidak di ukur dari besar kecilnya penghasilan. Pada prinsipnya jika guru hanya berorientasi pada penghasilan yang besar, maka jelas pada saat mengajar bukan dari hati, tetapi dari pemikiran atau logika-logika semu, yang tentu merugikan sistem pendidikan kita.
Dari asumsi-asumsi tersebut di atas diperlukan profil guru yang ideal, yakni yang mengabdikan diri pada dunia pendidikan berdasarkan panggilan jiwa, hati nurani dan mempunyai profesionalisme yang tinggi. Dengan profil guru ideal tersebut akan mampu memberikan inspirasi dan membawa siswa sumber inspirasi. Jika seorang guru mampu menginspirasi dan menjadikan anak didiknya sumber inspirasi, maka sesungguhnya guru tersebut dapat dikatakan sebagai guru yang sumber inspirasi. Dengan predikat tersebut akan memberikan suatu kebanggaan tersendiri, karena apa yang telah diberikan kepada anak didiknya telah membuahkan keberhasilan.
Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut di atas, ditemukan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimanakah hubungan jiwa pengabdian terhadap hakekat guru profesional sebagai sumber inspirasi?
Bagaimanakah upaya menjadi guru sumber inspirasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan jiwa pengabdian terhadap hakekat guru sebagai sumber inspirasi
2. Untuk bagaimana upaya menjadi guru sumber inspirasi
D. Manfaat
Manfaat Teoritis
Diharapkan makalah ini dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan terutama yang berhubungan dengan proses pembelajaran  di sekolah.
2. Â Manfaat Praktis
a. Bagi siswa: mendapatkan layanan pembelajaran yang lebih baik dari guru yang profesional untuk  membantunya dalam memahami materi pembelajaran.
b. Bagi guru: memberikan masukkan tentang pentingnya menjadi guru profesional dan guru sebagai sumber inspirasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, baik dalam pengetahuan maupun kreatifitas siswa.
c. Bagi sekolah: memberikan informasi dan masukan kepada pihak  sekolah untuk mendorong para guru menjadi guru profesional dan guru sumber inspirasi untuk mengembangkan berbagai macam model pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang tinggi.
Â
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Â
A. Definisi Guru
Dalam dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang asing. Guru adalah seorang yang memiliki seperangkat koleksi nilai dan kemampuan yang lebih, dimana dengan koleksi itu dia dapat merubah tantangan menjadi peluang. Guru juga merupakan pendidik atau agen pembelajaran (learning agent) dengan memiliki peran sebagai fasilitator, motifator, pemacu dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut di gugu dan ditiru. Di gugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercayai. Ditiru berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyrakat. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar dan dimaknai sebagai tugas profesi.
Definisi guru menurut pandangan para ahli, yaitu Guru jabatan, dan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, dan pekerjaan seorang guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang kependidikan, meskipun kenyataannya masih didapati guru yang berasal dari luar bidang kependidikan (menurut pandangan Moh. Uzer Usman, 1992:4). Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam suatu proses belajar mengajar, yang berperan serta dalam usaha untuk membentuk sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan (Sardiman, 2001:123). Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Djamarah, 19994:33). Jadi, pengertian guru secara khusus dapat diartikan sebagai seorang pengajar disekolah yang mempunyai kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal bersetatus sarjana, dan telah mempunyai ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru yang berlaku di Indonesia. Sedangkan pengertian guru secara umum adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Tugas guru merupakan suatu proses mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup (afektif). Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (kognitif). Melatih berarti mengembangkan keterampilan para siswa (psikomotorik). Ketiga tugas guru tersebut harus terintegrasi menjadi satu kesatuan dan tidak terpisahkan dalam melaksanakan tugas mengajar, seorang guru tidak mengabaikan nilai-nilai kehidupan dan keterampilan. Demikian juga dalam melatih para siswa, seorang guru tidak bisa mengabaikan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik.
Seorang guru dituntut mempunyai beberapa kemampuan sebagai berikut :
1. Berwawasan luas, menguasai bidang ilmu, dan mampu mentransfer atau menerangkan kembali kepada siswa.
2. Mempunyai sikap dan tingkah laku atau kepribadian yang patut diteladani sesuai dengan nilai-nilai kehidupan atau values yang dianut masyarakat dan bangsa.
3. Memiliki keterampilan sesuai bidang yang dimilikinya.
Disamping memiliki tugas utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih, maka tugas utama guru menurut Depdikbud (1984:7)
a. Tugas profesional yaitu mendidik dalam rangka menyumbangkan kepribadian, mengajar dalam rangka menyeimbangkan kemampuan berfikir, kecerdasan, dan melatih dalam rangka membina ketrampilan.
Untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan profesional yaitu terpenuhinya 10 kompetensi guru yang meliputi :
a) Menguasai bahan ajar
b) Mengelola program belajar mengajar
c) Mengelola kelas
d) Menggunakan media atau sumber belajar
e) Menguasai landasan pendidikan
f) Mengelola interaksi belajar mengajar
g) Menilai prestasi belajar mengajar
h) Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan
i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
j) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran
b. Tugas manusiawi, yaitu membina anak didik dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan martabat diri sendiri, kemampuan manusia yang optimal, serta pribadi yang mandiri
c. Tugas kemasyarakatan, yaitu dalam rangka mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
 B. Guru Profesional Sebagai Sumber Inspirasi
Kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional guru sebagaimana dikemukakan oleh Piet A. Sahartian dan Ida Alaida adalah "kompetensi profesional guru yaitu kemampuan penguasaan akademik atau mata pelajaran yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru itu memiliki wibawa akademis".
Pada hakikatnya, guru merupakan profesi, yang mana profesi itu sendiri merupakan pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan intelektual khusus, yang bertujuan memberi pelayanan dengan terampil kepada orang lain dengan mendapat imbalan tertentu. Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang berkemampuan (kompeten). Oleh karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan wewenang guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan yang tinggi. Sebagai keharusan dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar membutuhkan seorang guru yang profesional.
Pada dasarnya, setiap orang memberikan pengakuan bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Karena guru merupakan pekerjaan profesional maka diperlukan kemampuan. Kemampuan tersebut dapat tercermin pada kesanggupannya menjalankan peran sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi pada proses pembelajaran. Peningkatan kemampuan guru dapat diupayakan oleh pemerintah maupun oleh diri pribadi guru. Usaha yang dilakukan pemerintah diantaranya adalah melaksanakan pelatihan-pelatihan, workshop, seminar, mengaktifkan kegiatan KKG/MGMP maupun meningkatkan kesejahteraan guru. Namun upaya pemerintah ini kadang menemui berbagai kendala atau belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Kendala tesebut adalah implementasi antara teori dan praktek yang dipelajari di setiap kegiatan pelatihan belum tentu dapat terlaksana dengan pelajaran yang berbeda, di kelas yang berbeda, dengan guru yang berbeda bahkan dengan sekolah yang berbeda pula.
Peningkatan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi juga belum bisa menjamin peningkatan kualitas/kemampuan guru. Hal ini dapat terlihat dari mutu pendidikan kita yang masih rendah, perubahan pada guru yang sudah memperoleh tunjangan profesi belum signifikan, standar yang seharusnya sesuai  dengan yang diatur pada penentuan kelulusan sertifikasi baik melalui portofolio maupun pendidikan dan latihan belum tercapai secara maksimal. Intinya kemampuan guru belum sesuai standar yang diharapkan. Standar tersebut adalah standar kompetensi pedagogik, kepribadian, soasial, dan profesional.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan guru melalui pelatihan dan peningkatan kesejahteraan perlu diimbangi niat yang tulus dan tanggung jawab dari diri pribadi guru, artinya peningkatan mutu pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Untuk itu diperlukan kesadaran yang tinggi untuk terus-menerus menggali potensi dan menambah pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan. Kesadaran yang tinggi akan terwujud apabila pada diri pribadi guru tersebut ada semangat pengabdian pada dunia pendidikan, sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap mutu pendidikan. Dengan jiwa pengabdian yang tinggi, dengan sendirinya guru akan terus berbenah diri, melaksanakan tugas dengan baik, melayani siswa seperti melayani anak sendiri, dan senantiasa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, yang pada akhirnya dapat membawa anak didiknya sumber inspirasi dan mampu mewujudkan cita-citanya. Guru akan merasa bangga bila hasil pengabdiannya menorehkan keberhasilan bagi siswanya, yang merupakan prestasi tersendiri, yang tidak dapat diukur dengan materi.
Guru adalah sebagai profesi yang menuntut tanggungjawab yang besar. Guru tak ubahnya seperti profesi dokter, bahkan resiko profesinya lebih berat. Guru apabila melakukan tindakan yang salah memang tidak melihat langsung dampaknya, karena tindakan seorang guru merupakan tindakan proses yang akan berdampak pada masa depan siswa. Proses tindakan salah yang dilakukan guru akan terus-menerus berlangsung dan akan tertanam di dalam diri siswa selama guru tersebut masih masuk ke dalam ruang kelas. Dari ilustrasi tersebut seorang guru hendaknya berupaya sekuat tenaga menjadi guru yang dapat menjadi sumber inspirasi yaitu guru yang rajin, menguasai  mata pelajaran yang diampu, mampu menguasai metodologi pembelajaran, mampu menyampaikan materi pelajaran secara lengkap, mempunyai sifat positif dalam membimbing siswa dan mampu memberikan motivasi dan harapan real terhadap siswa. Kepedulian terhadap sekolah dan anak didik menjadi kunci utama menjadi seorang guru yang sumber inspirasi, selain itu harus menguasi kompetensi  yang telah ditetapkan berupa sepuluh kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai instructional leader, yaitu: (1) memiliki kepribadian ideal sebagai guru; (2) penguasaan landasan pendidikan; (3)menguasai bahan pengajaran; (4)kemampuan menyusun program pengajaran; (6) kemampuan menilai hasil dan proses belajar mengajar; (7) kemampuan menyelenggarakan program bimbingan; (8) kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah; (9) kemampuan bekerja sama dengan teman sejawat dan masyarakat; dan (10) kemampuan menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
Jika dikaitkan dengan profesi guru, prestasi berarti proses seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, hasilnya mungkin tidak secara langsung, sebagai contoh ketika seorang guru membimbing siswa untuk mengikuti sebuah lomba dan berhasil maka dengan sendirinya guru tersebut sudah sumber inspirasi, atau mungkin disuatu waktu ketika seseorang yang sudah berhasil mendatangi gurunya lalu mengaku bahwa sesorang tersebut adalah muridnya, maka itulah prestasi yang seutuhnya. Dengan kata lain bahwa guru sebagai sumber inpirasi  adalah guru yang berhasil membawa muridnya berprestasi.
Â
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Pada dasarnya, setiap orang memberikan pengakuan bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Karena guru merupakan pekerjaan profesional maka diperlukan kemampuan. Kemampuan tersebut dapat tercermin pada kesanggupannya menjalankan peran sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi pada proses pembelajaran. Peningkatan kemampuan guru dapat diupayakan oleh pemerintah maupun oleh diri pribadi guru. Usaha yang dilakukan pemerintah diantaranya adalah melaksanakan pelatihan-pelatihan, workshop, seminar, mengaktifkan kegiatan KKG/MGMP maupun meningkatkan kesejahteraan guru. Namun upaya pemerintah ini kadang menemui berbagai kendala atau belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Kendala tesebut adalah implementasi antara teori dan praktek yang dipelajari di setiap kegiatan pelatihan belum tentu dapat terlaksana dengan pelajaran yang berbeda, di kelas yang berbeda, dengan guru yang berbeda bahkan dengan sekolah yang berbeda pula.
Peningkatan kesejahteraan guru melalui program sertifikasi juga belum bisa menjamin peningkatan kualitas/kemampuan guru. Hal ini dapat terlihat dari mutu pendidikan kita yang masih rendah, perubahan pada guru yang sudah memperoleh tunjangan profesi belum signifikan, standar yang seharusnya sesuai  dengan yang diatur pada penentuan kelulusan sertifikasi baik melalui portofolio maupun pendidikan dan latihan belum tercapai secara maksimal. Intinya kemampuan guru belum sesuai standar yang diharapkan. Standar tersebut adalah standar kompetensi pedagogik, kepribadian, soasial, dan profesional.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kemampuan guru melalui pelatihan dan peningkatan kesejahteraan perlu diimbangi niat yang tulus dan tanggung jawab dari diri pribadi guru, artinya peningkatan mutu pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Untuk itu diperlukan kesadaran yang tinggi untuk terus-menerus menggali potensi dan menambah pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan. Kesadaran yang tinggi akan terwujud apabila pada diri pribadi guru tersebut ada semangat pengabdian pada dunia pendidikan, sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap mutu pendidikan. Dengan jiwa pengabdian yang tinggi, dengan sendirinya guru akan terus berbenah diri, melaksanakan tugas dengan baik, melayani siswa seperti melayani anak sendiri, dan senantiasa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, yang pada akhirnya dapat membawa anak didiknya sumber inspirasi dan mampu mewujudkan cita-citanya. Guru akan merasa bangga bila hasil pengabdiannya menorehkan keberhasilan bagi siswanya, yang merupakan prestasi tersendiri, yang tidak dapat diukur dengan materi.
Guru adalah sebagai profesi yang menuntut tanggungjawab yang besar. Guru tak ubahnya seperti profesi dokter, bahkan resiko profesinya lebih berat. Guru apabila melakukan tindakan yang salah memang tidak melihat langsung dampaknya, karena tindakan seorang guru merupakan tindakan proses yang akan berdampak pada masa depan siswa. Proses tindakan salah yang dilakukan guru akan terus-menerus berlangsung dan akan tertanam di dalam diri siswa selama guru tersebut masih masuk ke dalam ruang kelas. Dari ilustrasi tersebut seorang guru hendaknya berupaya sekuat tenaga menjadi guru yang dapat menjadi sumber inspirasi yaitu guru yang rajin, menguasai  mata pelajaran yang diampu, mampu menguasai metodologi pembelajaran, mampu menyampaikan materi pelajaran secara lengkap, mempunyai sifat positif dalam membimbing siswa dan mampu memberikan motivasi dan harapan real terhadap siswa. Kepedulian terhadap sekolah dan anak didik menjadi kunci utama menjadi seorang guru yang sumber inspirasi, selain itu harus menguasi kompetensi  yang telah ditetapkan berupa sepuluh kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai instructional leader, yaitu: (1) memiliki kepribadian ideal sebagai guru; (2) penguasaan landasan pendidikan; (3)menguasai bahan pengajaran; (4)kemampuan menyusun program pengajaran; (6) kemampuan menilai hasil dan proses belajar mengajar; (7) kemampuan menyelenggarakan program bimbingan; (8) kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah; (9) kemampuan bekerja sama dengan teman sejawat dan masyarakat; dan (10) kemampuan menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
Jika dikaitkan dengan profesi guru, prestasi berarti proses seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, hasilnya mungkin tidak secara langsung, sebagai contoh ketika seorang guru membimbing siswa untuk mengikuti sebuah lomba dan berhasil maka dengan sendirinya guru tersebut sudah sumber inspirasi, atau mungkin disuatu waktu ketika seseorang yang sudah berhasil mendatangi gurunya lalu mengaku bahwa sesorang tersebut adalah muridnya, maka itulah prestasi yang seutuhnya. Dengan kata lain bahwa guru sebagai sumber inpirasi  adalah guru yang berhasil membawa muridnya berprestasi. Upaya untuk menjadi guru sebagai sumber inspirasi juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kepribadian
Guru yang sumber inspirasi adalah guru yang disenangi murid-muridnya karena menanamkan pola pemikiran positif kepada siswa dengan memberikan hadiah berupa perhatian, pujian, dan semangat untuk terus menerus belajar.
Perilaku
Dalam hal ini penerapan perilaku harus dimulai dari diri pribadi guru itu sendiri. Sebagai contoh guru ingin menerapkan disiplin kepada siswa, maka kita sebagai guru yang harus lebih dulu disiplin, artinya berilah contoh sebelum menyuruh siswa.
Karakter
Sebagai contoh penanaman karakter adalah penerapan budaya malu, artinya menerapkan budaya malu jika tidak melakukan sesuatu yang baik misalnya malu karena orang lain cepat datang, malu karena orang lain berhasil, atau mungkin malu karena siswa lebih pintar internet, dll. Dengan menerapkan budaya malu pada diri sendiri akan membuat kita berfikir rasional sehingga membantu kita dalam memahami orang lain.
Seorang guru yang menyenangkan adalah seseorang yang mempunyai kepribadian, perilaku, karakter yang sudah dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai berikut:
Ing Ngarso sung Tulodho
Ing Madyo Mangun Karsa
Tut Wuri Handayani.
Dengan di tambah kemajuan jaman seorang guru yang menyenangkan harus mempunyai kepribadian, perilaku, karakter sebagai berikut :
a. Mengetahui kebutuhan siswanya
b. Memberikan penghargaan
c. Dapat mengontrol emosi dengan baik
d. Tidak menjaga jarak dengan peserta didik
Â
Â
Â
Â
Â
BAB IV
PENUTUP
Â
A. Kesimpulan
Peningkatan mutu pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja.
Dengan jiwa pengabdian yang tinggi dan keprofesionalannya, dengan sendirinya guru akan terus berbenah diri, melaksanakan tugas dengan baik, melayani siswa seperti melayani anak sendiri, dan senantiasa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, yang pada akhirnya dapat membawa anak didiknya berprestasi dan mampu mewujudkan cita-citanya.
Guru yang dapat menjadi sumber inspirasi yaitu guru yang rajin, menguasai  mata pelajaran yang diampu, mampu menguasai metodologi pembelajaran, mampu menyampaikan materi pelajaran secara lengkap, mempunyai sifat positif dalam membimbing siswa dan mampu memberikan motivasi dan harapan real terhadap siswa.
Guru sebagai sumber inspirasi adalah guru yang berhasil membawa muridnya berprestasi.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2001.
Isjoni.2007.Dilema guru ketika pengabdian menuai kritikan.Bandung: Sinar Baru
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Rahman,Nazarudin.2009.Regulasi Pendidikan Menjadi Guru Profesional Pasca
Sertifikasi.Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Tohar.2011. Selisih Guru Dulu dan Sekarang ,(Osnline),(www.education.com diakses 11 Juni 2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H