C. Puisi dan Pengajarannya
Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani yakni poites yang berarti membangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin, terbentuk dari kata poeta yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan (Situmorang, 1980:10).
Berbeda dengan Sitomurang, Waluyo (2002:1) menyatakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu & pemilihan kata-kata kias atau imajinatif. Sedangkan, Sayuti (1985:12) menyatakan bahwa puisi adalah hasil kretifitas manuis yang diwujudkan lewat susunan kata yang mempunyai makna.
Dari pendapat beberapa di atas dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan menggunakan bahasa yang dipadatkan dengan menggunakan kata-kata yang memiliki perasaan serta penjiwaan seseorang terhadap suatu hal.
 Â
BAB III
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
A. Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Brainwriting
Dalam pembelajaran menulis puisi dibutuhkan strategi atau teknik yang dapat mempermudah siswa dalam proses pembelajaran dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa . Dalam hal ini teknik brainwriting merupakan salah satu alternatif teknik yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran menulis puisi.
Teknik brainwriting adalah suatu teknik mencurahkan gagasan tentang suatu pokok permasalahan yang dilakukan secara tertulis. Sesuai dengan fungsinya yaitu teknik brainwriting dapat memotivasi siswa untuk memunculkan banyak ide untuk menulis puisi. Hal tersebut dapat menjadi alasan bahwa teknik brainwriting dapat dijadikan alternatif strategi dalam pembelajaran menulis puisi.
Adapun langkah-langkah menulis puisi dengan menggunakan teknik brainwriting sebagai berikut.
- Membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
- Guru membagikan lembar kertas kerja brainwriting pada setiap siswa dan menentukan tema puisi yang akan mereka tulis.
- Seluruh siswa menuliskan judul puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan pada lembar kertas kerja masing-masing.
- Selanjutnya lembar kertas kerja siswa ditukarkan dengan lembar kerja siswa lain dalam satu kelompok.
- Proses penukaran ini berlangsung selama 4 kali sesuai dengan jumlah kelompok. Setiap sekali penukaran, siswa memberikan ide atau gagasan tentang apa yang harus ditulis berdasarkan judul yang tersedia dalam lembar kerja temannya. Waktu yang diberikan untuk satu ide atau gagasan kurang lebih 2 menit.
- Setelah proses penukaran selesai dan lembar kerja telah kembali kepada pemiliknya masing-masing. Setiap siswa telah mendapatkan empat sumbangan ide atau gagasan dari teman satu kelompoknya.
- Ide atau gagasan yang sudah terkumpul pada lembar kertas kerja masing-masing kemudian diseleksi oleh siswa itu sendiri.
- Kemudian ide atau gagasan tersebut dikembangkan menjadi sebuah draf kasar penulisan puisi. Ketika membuat draf, siswa menentukan puisi yang akan mereka tulis berdasarkan ide yang telah mereka bayangkan. Dari sinilah proses kreatif menulis puisi berawal.
- Setalah draf kasar selesai dibuat, siswa kemudian mengembnagkan draf tersebut ke dalam sebuah karya puisi.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!