Mohon tunggu...
Metta Pratiwi
Metta Pratiwi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Metta Pratiwi atau yang akrab disapa Metta adalah seorang Psikolog, kelahiran 10 September 1976, yang aktif dalam dunia Pendidikan Anak Usia Dini. Ibu dengan dua orang anak yang menginjak usia remaja ini menyukai dunia literasi semenjak kecil. Membaca buku adalah kegemaran utamanya. Kini keinginannya yang terpendam untuk berkelana lebih jauh dalam dunia literasi mulai terealisasi. Beberapa buku antologi puisi, cagar budaya, cerita anak, teenlit, dan romance serta dua buku solo berjudul Love dan Perjalanan Hati telah berhasil diselesaikannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Salahmu, Sayang (Bagian Pertama)

23 Oktober 2022   06:30 Diperbarui: 23 Oktober 2022   06:38 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi keluhan dari wali kelasnya mengenai nilai akademis Danu yang berada di bawah rata-rata. Lengkaplah sudah predikatnya sebagai anak yang bermasalah di sekolah tempatku bekerja.

Sewaktu di kelas tujuh, aku pernah bertemu dengan salah seorang kakaknya ketika acara pengambilan rapor, tapi tak lama karena ibu mereka sedang dirawat di rumah sakit. Ketika tiga hari yang lalu orang tua Danu dipanggil ke sekolah, yang datang tetap bukan orang tuanya. Kakaknya yang kembali mewakili karena ibu mereka sedang ke luar kota.

Gadis manis berwajah mirip Danu itu berkali-kali meminta maaf ketika kujelaskan apa kesalahan yang dilakukan adiknya. Dia berjanji akan membantu mengarahkan Danu, tapi tak ada yang berubah dari kelakuan adiknya. Danu tetap dengan gayanya, selalu membuat masalah.

Siang ini, aku kembali memanggil Danu setelah jam belajar usai. Sambil menunggu kedatangannya, kubuka kembali catatan tentang perilaku Danu di sekolah. Catatan hitamnya cukup panjang. Beberapa kali tercatat mencontek saat ulangan, tidak mengerjakan tugas, bertengkar dengan teman sekelasnya, membawa buku komik, dan yang terakhir ini memecahkan kaca kelas.

Wali kelasnya selalu menampilkan wajah keruh bila kami sedang membahas permasalahan Danu. Aku paham, Bu Ratna pasti pusing. Menghadapi anak-anak yang sedang menginjak masa remaja memang tak mudah. Emosi mereka sedang labil.

Apalagi yang seperti Danu.

"Saya kadang-kadang ngerasa capek, Bu Reva. Anak-anak ini ada aja permasalahannya."

"Dimaklumi, Bu Ratna. Mereka sedang mencari jati diri. Hormon mereka pun sedang bergejolak. Menghadapi mereka tentu nggak bisa dengan cara searah."

"Iya, Bu. Secara teori, saya ngerti siapa yang sedang saya hadapi. Saya juga sering mengajak mereka ngobrol di saat waktu istirahat. Cuma ada beberapa anak yang terlihat suka membuat masalah. Terutama Danu."

"Iya, masalah Danu memang rumit."

"Ada anak yang kurang dalam hal nilai akademis, Bu, tapi perilakunya baik. Ada yang pinter, tapi kelakuannya agak minus. Nah, kalo ini paket lengkap. Gimana saya nggak pusing, Bu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun