Dipandang dari segi positif, pembukaan kawasan industri akan membuka lapangan pekerjaan baru di wilayah sekitar industri.
Namun, peluang itu tidak menjamin masyarakat sekitar industri secara keseluruhan aktif bekerja dikarenakan sumber daya manusia tidak memumpuni.
Selanjutnya, alih fungsi lahan akan menimbulkan masalah baru di masyarakat, sebab kawasan industri merupakan awal dari konflik antara pemilik usaha dengan pemilik lahan (premanisme dalam pembebasan lahan dan lain-lain).
Itulah awal dari konlfik lingkungan antara pemilik usaha dengan masyarakat (pencemaran udara, pembuangan limbah sembarangan, dan sebagainya).
Selain itu, hal itu jadi awal dari konflik antara pemilik usaha, pemilik kepentingan, serta masyarakat (korupsi dana alokasi, pengutan liar dan lain-lain).
Oleh karena itu, membangun sumber daya manusia yang unggul dan memumpuni dalam segi ekonomi kreatif ialah solusi untuk menjadikan desa yang kuat, hal itu  menjadi corak tersendiri serta menghasilkan energi bermutu baik.
Coba kita lihat 'Sedulur Sikep' yang merupakan pengikut dari Samin Surosentiko, ajaran itu berupa pengetahuan kearifan lokal dan interaksi manusia dengan alam.
Sedulur Sikep menjadi titik untuk memulai ekonomi kreatif dalam sektor pertanian. Mereka menerapkan sistem menjaga keseimbangan alam, dengan tidak menggunakan bahan kimia, membuat alat pertanian sendiri dengan cara memande, hasil pertanian yang secukupnya untuk makanan sehari-hari.
Tentunya, Sedurul Sikep atau masyarakat Samin masih erat dengan sifat gotong royong serta menjadi contoh pertanian yang mandiri.
Mengubah pola pikir dari kerja sebagai karyawan menjadi kerja sebagai pengusaha atau pemilik usaha adalah suatu solusi tepat untuk kedepan.
Hasil yang diciptakan ialah ekonomi kreatif, mandiri dalam hal usaha serta mampu menjadi desa yang kuat.