Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Membangun Tenaga Kerja Pascapandemi yang Lebih Terampil

9 Agustus 2021   06:47 Diperbarui: 9 Agustus 2021   13:26 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tenaga Kerja| Sumber: SHUTTERSTOCK.com/SORN340 IMAGES via Kompas.com

Misalnya, Akademi Jaringan Cisco menawarkan contoh yang baik tentang pendekatan win-win seperti itu. Perusahaan bermitra dengan pendidik dan instruktur di seluruh dunia untuk menawarkan pelatihan TI kepada siswa di berbagai bidang seperti big data, cloud, keamanan siber, dan pembelajaran mesin. 

Upaya tersebut menghubungkan siswa dengan pekerjaan di dalam Cisco dan dengan mitra eksternalnya, sekaligus menciptakan kumpulan keterampilan yang jauh lebih besar yang diprioritaskan perusahaan.

Perusahaan lebih mungkin untuk mendapatkan keunggulan dalam pengembangan keterampilan ketika para pemimpin mereka bersedia mempertanyakan asumsi lama. Pendekatan lama cenderung terlalu lambat, terlalu bertahap, atau terlalu sulit untuk diukur mengingat tantangan di depan.

Organisasi juga harus mau mempertanyakan pola pikir warisan mereka, termasuk anggapan tentang apa yang diinginkan insan peerusahaan dan apa yang mampu mereka lakukan. Insan perusahaan sering kali lebih bersemangat dengan pengembangan keterampilan daripada yang diberikan oleh eksekutif senior kepada mereka. 

Hal tersebut terjadi pada sebuah bank Eropa menengah, di mana para pemimpin khawatir bahwa teller tidak akan termotivasi oleh program pelatihan ulang perusahaan, atau bahkan membencinya. 

Namun ternyata teller tidak menolak perubahan tersebut, dan bank akhirnya menciptakan tiga jalur karier yang berbeda untuk teller sebagai bagian dari program percontohan yang sukses, dan sekarang hal tersebut sedang ditingkatkan di seluruh unit kerja perusahaan.

Penulis,

Merza Gamal

Author of Change Management & Cultural Transformation

Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun