Cerpen ini saya tulis dalam rangka mengikuti lomba menulis cerpen yang diadakan oleh Penerbit Laditri Karya pada September 2020 lalu. Dan telah dibukukan dengan judul "Kami (Tidak) Baik-Baik Saja".
Bukan Aku, Tetapi Aku
Oleh: Merry Ivana
Gadis itu melihat dengan cermat setiap sudut wajahnya pada benda lebar yang memantulkan sesosok persis seperti rupanya. Ya, itu memang dia, tentu saja. Kali ini ia perhatikan bibirnya yang telah dipoles krim bibir berwarna nude. Hm, sepertinya terlalu tebal. Hm, tidak ya? Sepertinya iya. Tapi tidak---
"Kamu cantik, El." Sebuah suara tiba-tiba muncul dari belakangnya. Kemudian segera ia kenali. Gadis itu tersenyum. Ia memandang orang tersebut lewat cerminnya.
"Beneran, Ndra? Kalo lipcream tuh aku suka ribet," tanyanya sambil terkekeh.
Orang itu, Tarendra, atau yang lebih sering dipanggil Rendra, mengangguk pelan sambil tersenyum. Tetapi itu cukup bagi si gadis. "Ayo cepat, nanti kamu terlambat masuk kelas. Siapa dosen pagi ini? Bu Puji, kan? Kamu tau sendiri beliau gak pernah menolerir keterlambatan."
Cepat-cepat gadis itu melihat jam di ponselnya. Ya Tuhan. "Astaga! Kamu benar. Aku gak mau dimarahin papa."
Dalam hitungan detik, gadis itu sudah keluar dari kamar indekosnya.
Dan dalam hitungan menit, tubuhnya sudah duduk pada salah satu kursi di kelasnya.
Namun aneh, ruang kelasnya masih kosong melompong. Seperti tidak akan ada kegiatan pembelajaran dalam beberapa waktu ke depan. Bukannya sudah hampir menuju waktu kelas ya? Kembali gadis itu melihat jam pada ponselnya. 06.30 WIB. Kelasnya mulai pukul 07.00 WIB. Oh, ternyata masih ada waktu setengah jam.