Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kokoliko, Indonesia-Australia: Demi Hidup Yang Lebih Baik

30 Desember 2024   07:42 Diperbarui: 30 Desember 2024   07:42 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/01/12/qygae0196-jpg-5a58b139dd0fa82a7571a382.jpg?t=o&v=770

Setahun berlalu. Kokoliko akhirnya bisa melunasi semua biaya keberangkatan. Uang yang tersisa ia gunakan untuk membantu keluarganya di Indonesia. Ia juga menabung sedikit demi sedikit, bermimpi suatu hari bisa pulang dan membuka usaha sendiri.

Namun, suatu malam, ia menerima kabar buruk. Istrinya mengabarkan bahwa anak mereka sakit keras dan membutuhkan biaya rumah sakit yang besar. Tanpa berpikir panjang, Kokoliko mengirimkan uang sesuai kebutuhan mereka. Hatinya hancur karena tidak bisa berada di sisi anaknya saat itu.

"Maafkan Bapak, Nak," katanya sambil menangis di telepon. "Bapak akan segera pulang setelah mengumpulkan uang lebih banyak."

Meskipun penuh dengan cobaan, Kokoliko terus bekerja keras. Ia tahu, perjuangannya belum selesai. Namun, ia tidak lagi merasa sendiri. Di kebun tomat itu, ia menemukan banyak teman senasib yang saling mendukung.

Mereka berbagi cerita, tawa, dan air mata. Mereka adalah pejuang, bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk keluarga yang mereka cintai.

Selama bekerja di Australia, Kokoliko memperoleh berbagai kemampuan baru yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Salah satu kemampuan itu adalah menyopir truk untuk memetik dan mengangkut tomat.

Awalnya, ia hanya membantu mengisi truk dengan hasil panen. Namun, ketika sopir truk utama pulang kampung, Kokoliko diberi kesempatan untuk belajar menyetir. Dengan bimbingan rekan-rekannya, ia akhirnya mahir mengoperasikan truk besar di area perkebunan.

Selain itu, Kokoliko juga mengasah kemampuan berbahasa Inggris. Awalnya, ia merasa canggung saat berkomunikasi dengan pemilik kebun, tetapi keadaan memaksanya untuk belajar.

Dengan bantuan teman-teman kerja dan interaksi sehari-hari, perlahan-lahan ia mulai memahami dan berbicara dalam bahasa Inggris sederhana. Kokoliko merasa bangga karena ini adalah pencapaian yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

Tidak hanya itu, Kokoliko juga bertemu banyak pekerja Indonesia dari berbagai daerah. Interaksi ini membuatnya mengenal beberapa bahasa daerah lain, seperti Jawa, Batak, Madura, Sunda, dan Bugis.

Kemampuan ini memperluas wawasannya, membuatnya lebih mudah bergaul, dan mempererat hubungan antar-pekerja. Semua keterampilan yang ia pelajari di Australia menjadi bekal berharga untuk kehidupan dan masa depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun