Penyembahan ini bukanlah kewajiban yang membosankan, melainkan ungkapan cinta yang mendalam dan kebahagiaan yang sempurna karena berada dalam hadirat Allah yang kudus.
Sama sekali tidak ada rasa capek, rasa bosan dan segala tindakan negatif lainnya. Karena cinta Allah membuat segalanya sirna, hanya kebahagiaan dan rasa penuh baik fisik dan rohani. Semua orang saling menghargai, tidak peduli apa pun suku, bangsa, dan kedudukannya.
Â
7. Tingkat Kemuliaan yang Berbeda
Ajaran Katolik mengajarkan bahwa meskipun semua jiwa di surga menikmati kebahagiaan penuh, tingkat kemuliaan mereka bisa berbeda. Hal ini didasarkan pada perbuatan baik yang dilakukan selama hidup di dunia. Rasul Paulus menjelaskan dalam 1 Korintus 3:12-15 bahwa:
"Upah" di surga akan sesuai dengan dasar dan perbuatan baik yang telah dikerjakan di dunia.
Meskipun perbuatan manusia tidak cukup untuk menyelamatkan dirinya, tetapi kasih dan pengampunan Tuhan yang akan menyelamatkannya. Karena Tuhan tidak memerlukan itu, batu pun bisa jadi makhluk ajaib kalau Tuhan berkehendak, tetapi kasih Nya yang berbicara lain, penuh kebaikan, cinta dan penuh kasih.
Santo Thomas Aquinas menambahkan bahwa tingkat kemuliaan yang berbeda tidak menciptakan rasa ketidakadilan di surga. Sebaliknya, setiap jiwa merasa puas sepenuhnya sesuai dengan kapasitas mereka untuk menerima kasih Allah.
Â
8. Kehidupan Kekal dalam Sukacita
Surga adalah kehidupan yang kekal, tanpa akhir. Yesus berjanji dalam Yohanes 14:2-3: