Tubuh rohani: Tubuh yang dibangkitkan tidak lagi bergantung pada kebutuhan duniawi seperti makan, minum, atau hubungan fisik, melainkan sepenuhnya diarahkan kepada Allah. Tidak ada lagi nafsu birahi atau nafsu-nafsu lainnya.
Kekekalan: Tubuh yang dimuliakan tidak akan binasa, sakit, atau mati lagi. Dia abadi, untuk selamanya bersama dengan Allah.
Tradisi Katolik menggambarkan tubuh yang dimuliakan sebagai sempurna dan tidak terbatas pada kondisi fisik duniawi. Tidak ada perbedaan seperti tinggi badan, warna kulit, atau penampilan fisik yang memengaruhi kesempurnaan di surga.
Semua jiwa yang diselamatkan akan memancarkan kemuliaan Allah dalam tubuh yang dimuliakan.
3. Kehidupan Tanpa Dosa dan Kesedihan
Surga adalah tempat kebahagiaan penuh yang terbebas dari dosa, penderitaan, dan kesedihan. Wahyu 21:4 menggambarkan surga sebagai keadaan di mana:
"Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita."
Semua penderitaan yang ada di dunia---baik itu fisik, emosional, maupun spiritual---akan dihapuskan sepenuhnya.
Kehidupan di surga dipenuhi oleh damai dan sukacita abadi. Ini adalah esensi utama dari surga: kebahagiaan sempurna di mana tidak ada lagi ketakutan, kehilangan, atau rasa sakit.
4. Tidak Ada Nafsu Duniawi
Salah satu perbedaan utama antara kehidupan di dunia dan di surga adalah ketiadaan nafsu duniawi. Yesus mengajarkan dalam Matius 22:30: