Husni terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku tahu ini berat. Tapi mungkin ini langkah yang tepat. Sungai ini butuh waktu untuk sembuh, begitu juga kita."
Yuni menatap Husni, dan untuk pertama kalinya, ia tersenyum kecil. "Aku harap kau benar."
Mereka berdua duduk di tepi sungai, memandang air yang mengalir perlahan. Meskipun masa depan masih penuh dengan ketidakpastian, mereka merasa bahwa harapan belum sepenuhnya hilang.
Sungai Melawi akan terus mengalir, membawa cerita dan perjuangan mereka ke masa depan. Anak terbesar sungai Kapuas Kalimantan Barat ini mengalir membawa lumpur, kayu dan sampah lainnya ke arah hilir, menuju sungai Kapuas.
Sedangkan sungai kapuas tidak pernah menolak, dia menerima semuanya dan menyerahkannya kepada laut. Lautlah yang menyeleksinya, sebagian di buang ke tengah laut, sebagian diendapkan didasar air laut, sebagian lagi dia sisihkan ke arah pantai laut.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H