Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Beras Operasi Pasar Yang Berisi Pasir

25 November 2024   15:34 Diperbarui: 30 November 2024   07:30 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata, cerita mereka serupa. Salah satu tetangga Dodol, seorang ibu bernama Wati, bahkan mengeluh bahwa anaknya sakit perut setelah makan nasi dari beras itu.

"Ini tidak adil, Pak Dodol," kata Wati dengan nada frustrasi. "Kita ini sudah susah, sudah berdesak-desakan di pasar, tapi dapatnya beras seperti ini. Pemerintah seharusnya membantu kita, bukan malah memberi barang yang tidak layak."

Kata-kata Wati membuat Dodol berpikir keras. Ia merasa marah dan kecewa, tapi ia tidak tahu harus berbuat apa. Sebagai rakyat kecil, ia merasa suaranya tidak akan didengar.

Namun, dalam hati kecilnya, ia tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu. Ia mulai berbicara dengan lebih banyak orang di kampungnya, mencoba mengumpulkan cerita dan pengalaman mereka.

Ia ingin memastikan bahwa kejadian ini tidak hanya menjadi keluhan diam-diam di antara warga, tetapi bisa sampai kepada pihak yang bertanggung jawab.

Beberapa hari kemudian, Dodol bersama beberapa tetangganya memutuskan untuk pergi ke kantor kelurahan. Mereka ingin menyampaikan langsung keluhan mereka tentang kualitas beras yang dijual di operasi pasar.

Di kantor kelurahan, mereka diterima oleh seorang staf yang tampak sibuk dan tidak terlalu peduli. Dengan nada santai, staf itu hanya berkata bahwa barang-barang yang dijual di operasi pasar berasal dari pihak distributor dan pemerintah hanya bertugas mendistribusikannya kepada warga.

"Kalau ada masalah dengan kualitas barang, kami tidak bisa berbuat banyak," kata staf itu dengan nada acuh tak acuh.

Mendengar itu, amarah Dodol semakin memuncak. Ia merasa bahwa rakyat kecil seperti dirinya selalu menjadi korban dari kebijakan yang tidak peduli pada kualitas hidup mereka.

Namun, ia tidak menyerah. Bersama dengan beberapa warga lainnya, ia memutuskan untuk mencari informasi lebih jauh tentang asal-usul beras yang dijual di operasi pasar tersebut.

Melalui seorang kenalan, Dodol akhirnya mendapatkan informasi bahwa beras tersebut berasal dari sebuah gudang penyimpanan yang kualitasnya sering dipertanyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun