Hidup di sebuah kota kecil yang hiruk pikuk dengan permasalahan ekonomi, rakyat menghadapi kenyataan pahit setiap harinya. Harga kebutuhan pokok terus meroket, sementara pendapatan mereka tidak bertambah, bahkan sebagian semakin tergerus.
Tidak ada jalan keluar yang mudah. Para ibu rumah tangga harus berhitung dengan cermat, memastikan setiap rupiah digunakan seefisien mungkin. Di warung-warung, diskusi utama adalah soal harga beras, minyak, dan kebutuhan lainnya yang semakin tak terjangkau.
Setiap sudut kampung dipenuhi keluhan yang sama: "Kapan keadaan akan membaik?"
Dodol, seorang pria paruh baya yang tinggal di salah satu sudut kota kecil tersebut, merasa situasi ini semakin menekan hidupnya. Dodol adalah seorang buruh serabutan yang bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Setiap pagi ia berangkat dari rumah dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang cukup untuk membawa pulang makanan bagi istri dan kedua anaknya. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, hidupnya terasa semakin berat.
Harga beras yang merupakan kebutuhan pokok melonjak tinggi, membuat penghasilannya terasa tidak cukup meskipun ia bekerja seharian penuh. Minyak goreng dan deterjen pun, yang sebelumnya tidak pernah ia pikirkan, kini menjadi barang mewah yang sulit didapat.
Hari itu, terdengar kabar bahwa pemerintah setempat akan mengadakan operasi pasar. Operasi pasar adalah momen yang selalu ditunggu oleh warga. Dengan harapan besar, Dodol dan banyak warga lainnya segera bersiap menuju lokasi di mana barang-barang kebutuhan pokok akan dijual dengan harga lebih terjangkau.
Dodol pun berjalan kaki cukup jauh menuju pasar yang berada di lapangan kota. Di sana, ia mendapati kerumunan orang yang memadati tempat tersebut. Ibu-ibu berdesakan dengan membawa kantong belanja, sementara bapak-bapak seperti dirinya berbaris dengan wajah penuh harapan.
Ketika akhirnya tiba gilirannya, Dodol membeli beberapa kebutuhan pokok yang dijual di operasi pasar itu. Ia membeli beras, minyak goreng, dan deterjen. Senyum tipis muncul di wajahnya ketika ia membayar dengan uangnya yang sangat terbatas dan menerima barang-barang tersebut.
Rasanya seperti sebuah kemenangan kecil di tengah segala kesulitan yang ia hadapi. Dalam hatinya, Dodol berpikir bahwa setidaknya ia bisa membawa pulang makanan untuk keluarganya malam itu.