Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pelantikan Prabowo dan Gibran Serta Harapan Masyarakat

22 Oktober 2024   20:58 Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:58 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pemilihan kabinet dilakukan dengan mempertimbangkan tekanan politik atau adanya balas jasa, maka sangat penting untuk memastikan bahwa setiap wilayah di Indonesia memiliki representasi yang memadai dan adil, serta menghindari pendekatan yang bersifat Jawa-sentris.

Kebijakan yang mengedepankan hanya satu wilayah atau kepentingan tertentu dapat memperdalam ketidakpuasan di kalangan masyarakat dari wilayah lain, khususnya di daerah-daerah yang merasa termarjinalisasi.

Ketidakpuasan ini dapat membuka peluang bagi intervensi atau pengaruh dari negara-negara asing yang mungkin ingin memanfaatkan ketidakstabilan domestik. Hal ini bisa mengancam integritas teritorial dan kedaulatan NKRI secara keseluruhan.

Untuk mencegah hal tersebut, distribusi kekuasaan yang seimbang harus menjadi prioritas, dengan mempertimbangkan keragaman etnis, budaya, dan wilayah yang ada di Indonesia.

Mengabaikan prinsip ini dapat menimbulkan potensi konflik sosial-politik yang akan berdampak panjang di masa depan, mengancam stabilitas nasional, serta memicu disintegrasi.

Demikian, penting untuk menekankan bahwa dalam menjaga keutuhan NKRI, perimbangan kekuasaan dan representasi regional merupakan bagian integral dari kebijakan pemerintahan yang harus diprioritaskan, guna mencegah ketidakpuasan yang dapat dieksploitasi oleh pihak asing yang siap memanfaatkan kelemahan internal bangsa.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun