Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Jalan Marisa Haque

4 Oktober 2024   04:30 Diperbarui: 4 Oktober 2024   07:36 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marissa Haque, seorang aktris, politisi, dan ibu yang penuh kasih, selalu dikenal sebagai sosok yang penuh semangat.

Dia menjalani hidupnya dengan beragam peran: sebagai istri dari musisi Ikang Fawzi, ibu dari dua putri yang sangat disayanginya, sebagai dosen, serta sebagai publik figur yang aktif.

Namun, kehidupan yang terlihat penuh aktivitas dan kebahagiaan itu berubah drastis pada malam yang tak terlupakan, 2 Oktober 2024.

Hari itu, tak ada yang menyangka akan terjadi sesuatu yang begitu besar. Marissa, yang biasa menjalani kesehariannya dengan penuh energi, sempat bertemu dengan teman-teman dan rekan-rekan kerja, tersenyum, bercanda, dan melanjutkan rutinitas seperti biasanya.

Namun, di penghujung hari, sesuatu yang tak terduga mulai terjadi. Keluarganya mendapati Marissa tak merespons, seolah-olah seluruh energi dan jiwanya tiba-tiba terhenti. Meskipun mereka bergegas membawanya ke rumah sakit, rasa cemas sudah menyelimuti keluarga itu.

Pukul 00.43 WIB, dokter menyatakan bahwa Marissa telah tiada. Saat itu dunia terasa berhenti bagi keluarganya. Ikang Fawzi, yang setia mendampingi Marissa selama puluhan tahun pernikahan, merasakan kehampaan yang tak terlukiskan.

Baginya, Marissa adalah cinta sejati, sahabat yang selalu setia mendampingi dalam suka dan duka. Keduanya telah melalui berbagai fase kehidupan, dari awal karier yang cemerlang di dunia hiburan hingga perjalanan bersama di ranah politik dan sosial.

Namun, takdir menuliskan akhir kisah mereka dengan cara yang begitu mendadak dan menyakitkan.

Bagi Ikang, kepergian Marissa bukan hanya kehilangan seorang istri, tetapi juga kehilangan separuh jiwanya. Ia dikenal sebagai pria yang selalu setia mendukung Marissa dalam setiap langkah karier dan kehidupan pribadi.

Saat Marissa memutuskan untuk terjun ke dunia politik, Ikang berdiri di sisinya, menguatkan dan menjadi pendukung terbesarnya. Saat Marissa memilih untuk kembali aktif di dunia pendidikan dan sosial, Ikang tetap berada di sisinya, memastikan bahwa mereka selalu saling menopang.

Kini, tanpa kehadiran Marissa, Ikang harus belajar menjalani hidup seorang diri. Ada kenangan yang membekas di setiap sudut rumah, di setiap tawa yang mereka bagi, di setiap perjuangan yang mereka hadapi bersama.

Semua itu kini terasa menjadi bayangan yang jauh, tak terjangkau. Kekuatan Ikang kini benar-benar diuji, terutama karena ia harus menjadi pilar utama bagi anak-anaknya, yang juga merasakan kehilangan yang luar biasa.

Anak-anak mereka pun menghadapi pukulan berat. Bagi mereka, Marissa bukan hanya seorang ibu, tetapi juga sosok yang menjadi panutan. Kehidupan yang mereka jalani bersama dipenuhi dengan cinta, kebijaksanaan, dan dukungan yang tiada henti dari seorang ibu yang selalu mengutamakan keluarga di atas segalanya.

Marissa selalu hadir dalam setiap momen penting dalam kehidupan anak-anaknya, dari masa kecil yang penuh kasih sayang hingga tumbuh dewasa dengan kebebasan dan tanggung jawab yang ia ajarkan.

Namun kini, anak-anak harus belajar menjalani hidup tanpa kehadiran fisik ibu mereka. Setiap sudut rumah terasa hampa, setiap panggilan sayang yang biasa terdengar dari Marissa kini tinggal kenangan.

Mereka merasa kehilangan tidak hanya seorang ibu, tetapi juga teman dan penasihat terbaik dalam hidup mereka. Beban duka ini terasa sangat berat, terlebih lagi karena mereka belum sempat bersiap untuk kehilangan yang begitu mendadak.

Soraya dan Shahnaz Haque, adik-adik Marissa, juga merasakan kehilangan yang sangat mendalam. Bagi mereka, Marissa bukan hanya kakak, tetapi juga teman hidup, pelindung, dan pemandu yang selalu ada di sisi mereka dalam setiap fase kehidupan.

Keluarga Haque dikenal memiliki hubungan yang sangat erat. Dalam banyak kesempatan, mereka sering kali tampil bersama, memperlihatkan betapa kuat ikatan keluarga yang mereka miliki. Namun, kepergian Marissa membuat ikatan itu terasa terputus, seolah ada ruang kosong yang tak mungkin diisi kembali.

Soraya, yang menyaksikan saat-saat terakhir kakaknya, merasa terpukul melihat betapa cepatnya hidup dapat berubah. Ia menyadari betapa rapuhnya manusia di hadapan takdir, dan kehilangan Marissa membuatnya merenungkan banyak hal tentang hidup dan kematian.

Ia menyampaikan bahwa keluarga mereka tidak memiliki firasat apapun sebelum kepergian Marissa, yang membuat duka ini terasa semakin menyakitkan.

Shahnaz, yang dikenal sebagai sosok yang ceria dan penuh optimisme, merasakan hal serupa. Dalam setiap kesempatan, ia selalu membicarakan tentang betapa istimewanya hubungan mereka sebagai saudara.

Saat kabar duka itu menyebar, Shahnaz menulis pesan terakhir untuk kakaknya di media sosial, "See you again," sebuah kalimat yang menggambarkan harapan pertemuan kembali di dunia lain. Harapan ini menjadi pelipur lara baginya, sebuah keyakinan bahwa ikatan keluarga mereka akan terus abadi meski dunia fisik memisahkan mereka.

Tidak hanya keluarga, kepergian Marissa juga membawa duka bagi teman-teman dan koleganya di dunia hiburan dan politik. Marissa telah menjadi bagian dari industri hiburan Indonesia sejak tahun 1980-an, ketika ia pertama kali dikenal sebagai bintang film yang memikat hati banyak orang.

Seiring berjalannya waktu, ia memperluas kariernya ke dunia politik dan pendidikan, menjadikan dirinya sebagai sosok yang dihormati dan berpengaruh. Bagi banyak orang, Marissa adalah contoh nyata bahwa seorang perempuan dapat sukses di berbagai bidang tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai keluarga.

Namun, di balik semua prestasi dan kesuksesan itu, Marissa selalu menempatkan keluarganya di tempat tertinggi. Meski ia aktif dalam berbagai kegiatan, dari dunia politik hingga kegiatan sosial, Marissa selalu memastikan bahwa ia tetap hadir untuk suami dan anak-anaknya.

Kepergian Marissa kini mengingatkan kita semua akan pentingnya menghargai setiap momen dengan orang-orang yang kita cintai. Tidak ada yang tahu kapan takdir akan memisahkan kita dari mereka, dan kehilangan Marissa adalah pengingat yang pahit bahwa hidup ini rapuh dan sementara.

Kini, keluarga Marissa Haque harus belajar hidup dengan kenangan. Mereka harus belajar menemukan kekuatan dalam cinta yang pernah mereka bagi, meski tanpa kehadiran fisik Marissa.

Duka ini mendalam, dan mungkin akan selalu ada, namun di dalam setiap air mata, ada kekuatan yang tumbuh dari kenangan indah yang tak akan pernah hilang. Marissa Haque mungkin telah pergi, tetapi cinta dan warisannya akan terus hidup dalam hati mereka yang ditinggalkannya.

Sedikit tenatng Sudden Death Syndrome (SDS) dan Kasus Meninggalnya Marissa Haque

Kematian mendadak atau Sudden Death Syndrome (SDS) adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang, yang tampaknya sehat atau hanya menunjukkan gejala ringan, tiba-tiba meninggal secara tak terduga.

SDS sering dikaitkan dengan gangguan jantung, walaupun faktor lain juga bisa memicu kondisi ini. Mengingat sifatnya yang tidak terduga, SDS memerlukan penjelasan ilmiah yang mendalam, terutama dalam kasus figur publik seperti Marissa Haque, jika memang terkait dengan kondisi ini.

Definisi dan Etiologi SDS

SDS merujuk pada kematian mendadak yang tidak diduga sebelumnya, biasanya karena adanya gangguan jantung mendadak.

Pada orang dewasa, SDS sering kali disebabkan oleh kelainan atau gangguan yang berhubungan dengan sistem jantung, seperti arrhythmias (gangguan irama jantung), serangan jantung, atau kelainan jantung struktural. Namun, SDS juga bisa terjadi akibat faktor lain seperti penyakit genetik, stres berat, atau masalah metabolisme.

Dalam beberapa kasus, SDS juga dapat disebabkan oleh penyakit genetik seperti Long QT Syndrome (LQTS), Brugada Syndrome, dan Catecholaminergic Polymorphic Ventricular Tachycardia (CPVT).

Kondisi-kondisi ini biasanya berhubungan dengan gangguan aliran listrik dalam jantung, yang menyebabkan irama jantung menjadi tidak normal dan berpotensi mematikan.

Faktor Penyebab SDS

    Kelainan Irama Jantung (Arrhythmias): Ini adalah salah satu penyebab utama SDS. Gangguan irama jantung, seperti ventricular fibrillation atau ventricular tachycardia, dapat menyebabkan jantung berhenti memompa darah secara efektif, yang kemudian berujung pada kematian mendadak. Kondisi ini bisa terjadi bahkan pada individu yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Kelainan Struktural Jantung: Beberapa orang mungkin memiliki kelainan struktural jantung yang tidak terdiagnosis, seperti kardiomiopati hipertrofik atau stenosis aorta. Kardiomiopati hipertrofik, misalnya, menyebabkan dinding jantung menjadi tebal, yang dapat mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko kematian mendadak.

Aterosklerosis dan Serangan Jantung: Penumpukan plak di arteri koroner (aterosklerosis) bisa menyebabkan penyumbatan aliran darah ke jantung, yang dapat memicu serangan jantung. Meskipun serangan jantung sendiri tidak selalu menyebabkan kematian mendadak, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang fatal.

Faktor Genetik: Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa orang mungkin memiliki mutasi genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap SDS. Mutasi ini dapat memengaruhi cara kerja ion di sel-sel jantung, yang dapat menyebabkan irama jantung menjadi tidak stabil.

Kondisi Lingkungan dan Stres: Stres berat, baik fisik maupun emosional, juga bisa menjadi pemicu SDS. Peningkatan adrenalin yang drastis akibat stres dapat menyebabkan gangguan irama jantung pada orang yang rentan.

Penggunaan Obat-obatan dan Alkohol: Penyalahgunaan obat-obatan seperti kokain atau methamphetamine bisa meningkatkan risiko SDS, karena zat-zat ini dapat merusak fungsi jantung dan meningkatkan risiko arrhythmias. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar juga dapat memicu alcohol-induced arrhythmias, yang bisa menyebabkan kematian mendadak.

Marissa Haque dan Faktor Potensial SDS

Jika dikaitkan dengan kematian mendadak Marissa Haque, ada beberapa hipotesis yang dapat diajukan berdasarkan faktor-faktor penyebab SDS. Marissa Haque adalah seorang publik figur yang sudah berkarier lama di dunia hiburan dan politik.

Meskipun informasi medis mengenai kondisi kesehatannya tidak sepenuhnya tersedia di domain publik, penting untuk mengkaji beberapa faktor yang mungkin berperan dalam kasusnya.

Usia dan Potensi Penyakit Jantung: Marissa Haque, seperti banyak orang seusianya, bisa saja memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung atau kondisi terkait jantung lainnya.

Pada usia paruh baya, risiko aterosklerosis atau hipertensi meningkat, yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke jantung. Jika terdapat penyumbatan arteri koroner, ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung atau arrhythmias fatal.

Stres Berlebihan: Sebagai seorang publik figur, tekanan hidup yang dialami Marissa Haque mungkin cukup tinggi. Stres kronis dan paparan terhadap beban kerja atau kehidupan yang intens dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.

Stres berat diketahui dapat meningkatkan risiko cardiac arrhythmias, terutama pada individu yang mungkin sudah memiliki kelainan jantung yang tidak terdiagnosis.

Potensi Faktor Genetik: Walaupun tidak diketahui apakah Marissa Haque memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung, faktor genetik juga bisa berperan dalam kasus ini.

Kondisi-kondisi seperti Brugada syndrome atau Long QT Syndrome dapat bersifat asimptomatik hingga pemicu tertentu, seperti stres fisik atau emosional, menyebabkan gangguan irama jantung yang fatal.

Gaya Hidup dan Kesehatan Umum: Meskipun tidak ada informasi yang spesifik mengenai gaya hidup Marissa Haque, faktor-faktor seperti pola makan, aktivitas fisik, dan riwayat penggunaan obat-obatan atau alkohol bisa turut berperan.

Gaya hidup yang kurang sehat, termasuk kurangnya aktivitas fisik atau pola makan tinggi lemak, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Demikian pula, konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu bisa meningkatkan risiko SDS.

Infeksi atau Kondisi Medis Lain: Pada beberapa kasus SDS, infeksi seperti miokarditis (infeksi pada otot jantung) atau kondisi medis lain seperti emboli paru juga bisa menjadi penyebab.

Infeksi tersebut mungkin tidak terdiagnosis atau hanya menunjukkan gejala ringan sebelum akhirnya memicu kematian mendadak.

Pencegahan dan Deteksi Dini

Pencegahan SDS memerlukan pendekatan yang komprehensif, terutama pada individu dengan faktor risiko tertentu. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko SDS antara lain:

Skrining Kesehatan Jantung: Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau yang mengalami gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau pingsan tanpa sebab, pemeriksaan jantung secara rutin sangat penting.

Elektrokardiogram (EKG), echocardiogram, atau tes stres jantung bisa mendeteksi masalah irama jantung atau kelainan struktural yang tidak terlihat.

Pengelolaan Stres: Stres kronis dapat memicu atau memperburuk gangguan jantung. Teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau konseling psikologis bisa membantu mengurangi risiko jantung terkait stres.

Modifikasi Gaya Hidup: Mengadopsi gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan yang seimbang, dan menjaga berat badan yang ideal bisa mengurangi risiko penyakit jantung. Berhenti merokok, membatasi konsumsi alkohol, dan menghindari penggunaan narkoba juga sangat penting.

Penggunaan Obat-obatan yang Tepat: Pada beberapa kasus, penggunaan obat anti-arrhythmic atau pemasangan alat pacu jantung (defibrilator implan) bisa diperlukan untuk mencegah terjadinya gangguan irama jantung yang mematikan.

Tindakan Pencegahan

Sudden Death Syndrome (SDS) adalah kondisi yang sangat kompleks dan sering kali tidak dapat diprediksi.

Pada kasus Marissa Haque, jika memang terkait dengan SDS, bisa jadi kombinasi antara faktor-faktor jantung yang tidak terdiagnosis, stres berat, dan potensi genetik berkontribusi terhadap kematian mendadaknya.

Pencegahan SDS terutama terletak pada deteksi dini dan pengelolaan faktor risiko, serta pengadopsian gaya hidup yang sehat. Janganlah malu untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter atau rumah sakit.

Jika kemampuan keuangan kurang memadai pendukung pemeriksaan rutin karena biayanya mahal, maka biasakan menerapkan pola hidup sehat, salah satunya dengan rutin berolah raga sesuai umur.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun